31. Tiga satu

105K 17.2K 7.1K
                                    

Happy reading 💖

Hari ini ngapain aja?

Absen pake emot kesukaan yu🔥

Oh iya aku buat daily chat tokoh-tokoh cerita aku. Di Instagram @shinelions16
Up tiap hari disana. Banyak spoiler jg.

ANDREW : The Dragon TERBIT AKHIR AGUSTUS YAAAA TANGGAL 31! AYO NABUNG MWHEHEHEH. MURAHHH NIHHH!

 MURAHHH NIHHH!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Kenalin ... namanya Raquella Ceystar," tegas Andrew. "Si gemesnya gue, Dad!"

Penegasan itu membuat pipi Raquel memerah malu. Kupu-kupu bersarang di perutnya. Andrew benar-benar ahli membuat hatinya senang.

Lain dengan Mark yang malah tersenyum menyeringai, tak menyangka Andrew akan mengenalkan perempuan secepat ini.

"Oh?" respon Mark sambil mengangkat satu alisnya berlaih melirik Raquel. "Kamu buta apa gimana? Suka kok sama putra saya yang burik ini."

Andrew menggeram marah, merasa diremehkan. "Daddy yang rabun," balas Andrew pedas.

Pening di kepalanya menjalar, ia memijat pelipisnya sambil memejamkan mata. Darah yang keluar dari tubuhnya sudah banyak, tak heran kekebalan tubuhnya mulai melemah.

"Damn," lirih Andrew mengumpat. Sekujur tubuhnya sakit, sebentar lagi mungkin ia akan tumbang.

"Lemah," caci Mark.

Andrew hanya mengacungkan jari tengahnya sebagai respon. Ia lalu menoleh ke arah Raquel menatapnya teduh. "Gue anter pulang."

Raquel menggeleng melihat tubuh Andrew yang penuh luka membuatnya kasihan. "Lo sakit, gue bisa pulang sendiri," tolaknya lembut.

"Saya aja yang nganter," sambung Mark berniat meledek.

Andrew berdecih sinis. "My girl alergi dengan tua bangka."

Mark manggut-manggut. "Hei kamu Manusia Marlboro!" ujarnya penuh penekanan.

Hening sesaat, Mark menghela napas berat. Rautnya berubah serius. "Percayalah, walaupun putra saya memang bajingan, tapi saya yakin bahwa bukan pelakunya bukan dia."

Leo sudah melepaskan lakban yang membekap mulut Reiner dirasa suasana sudah tenang. Reiner mengumpat dalam hati ketika merasakan sakit, kumis tipisnya tercabut sampai akar-akarnya dan menempel di lakban itu.

"Untung tua lo, Om. Kalo nggak udah gue botakin pake pacul," keluh Reiner sambil mengelus mulutnya.

Sedangkan Gilgey merangkul putranya untuk menguatkan. Ia tahu Drystan juga ikut merasakan sakit. "Tenang, Jagoan."

"Hubungi saya kalau pipi kamu abis," pesan Mark. Ia tahu Andrew sangat menyukai pipi. Putranya itu memang ganas.

"Kalo abis tinggal ganti ajalah," ceplos Andrew.

DRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang