Page 9

1.9K 266 16
                                    

Hinata menghembuskan napasnya panjang, meladeni manusia satu ini memang luar biasa menjengkelkan. Rasanya ia ingin meminjam pintu Doraemon untuk menghilang detik ini juga.

"Mana bisa begitu?" Gumam gadis cantik itu pelan, tentu saja ia tidak terima dengan penawaran menjebak itu. Apa katanya? Garpu atau mulut? Hell, oke Hinata akan memilih opsi pertama walau itu sama saja buatnya.

Dengan kesal Hinata membuka mulutnya, mempersilahkan pasta berbentuk mie itu kedalam mulutnya. Bukan rasa lezat bercampur pedas yang ia rasakan justru sebuah benda bertekstur lembut nan basah yang justru ia rasakan sekarang.

"Sasmmmpppthh~"

Hinata mendorong tubuh tegap itu dengan kedua tangannya, mencoba melepaskan tautan yang terjalin diantara kedua bibir mereka.

Hinata menyumpah serapahi manusia satu ini, bagaimana bisa pria itu justru menciumnya. Hinata mendengus dalam hati.

"Itu hadiah untuk gadis penurutku." Ujar pria itu setelah melepas lumatannya dari bibir merona Hinata.

Hinata mengepalkan tangannya kuat, kenapa pria satu ini selalu membuatnya merasa ingin marah, malu dan berdebar dalam waktu bersamaan.

"Sialan! Makan sendiri, aku membencimu!" Kalian harus tau jika kesabaran seseorang itu ada batasnya, dan rasa takut seseorang bisa lenyap ketika rasa amarah jauh lebih mendominasi, itulah yang Hinata rasakan sekarang. Persetan dengan pria itu yang akan marah karena umpatannya, namun kelakuan pria itu sungguh membuat amarahnya jebol hingga keubun-ubun.

Hinata bangkit dari duduknya melangkahkan kaki kecilnya untuk pergi, namun sebelum langkah kecilnya membawanya menjauh sepasang lengan kekar lebih dulu melilit indah diperutnya, membuat tubuh berisi ditempat yang pas itu terjatuh dalam dekapan pria itu.

"Lepas!!" Gertak Hinata mencoba melepaskan kedua lengan itu dari perutnya.

"Sasuke!! Lepas!!" Hinata berdecak dalam hati, menggertak pria satu ini memang sebuah kesia-siaan, lihat saja dengan santainya pria itu justru menaruh kepalanya di atas pundaknya.

"Tidak usah marah, bukankah kita sering melakukannya." Ujar pria itu santai, Hinata bahkan bisa merasakan hembusan hangat dari pria itu di leher mulusnya.

Hinata merona, sial!! Perkataan yang baru keluar dari bibir sialan itu seolah menjelaskan jika dirinya dan pria itu telah melalukan hal itu berulang kali. Oke, Hinata akui bibir Sasuke memang mampuh membuatnya kepayang namun hei, ia perempuan ia punya harga diri dan hati. Mana mau dirinya dicium seenak jidat oleh pria yang baru beberapa minggu masuk dalam hidupnya itu.

Dan jangan lupakan status mereka yang ah.. Hinata malas menjelaskan status diantara mereka.

"Kau membuatku tampak buruk." Gumam Hinata pelan, tentu ia merasa seperti wanita murahan yang bisa digunakan oleh pria itu sesuka hati. Hanya karena sebuah permainan konyol ia harus merasakan hal ini?

Hening, hanya suara angin yang berhembus menerbangkan surai indah keduanya. Posisi mereka masih sama, Hinata masih berada di pangkuan pria itu.
               
"Tidak usah memikirkan apapun, perkataan orang atau apapun. Nikmati saja apa yang terjadi." Ujar pria itu setelah sekian menit terdiam.
                     
Hinata mengunci bibirnya rapat-rapat, ia enggan menanggapi perkataan itu. Dalam hati ia mendecih, apa katanya nikmati apa yang terjadi? Gila, memang Hinata terlihat sangat menikmati segala sesuatu yang telah terjadi sejak insiden permainan tolol itu? Lucu sekali pikirnya.

"Bolos pelajaran denganmu memang jauh lebih baik dibanding dengan pria idiot itu." Ujar pria itu menenggelamkan wajahnya diceruk leher Hinata.              
Gadis bersurai indigo itu terlonjak kaget, bukan! Bukan karena perlakukan pria itu yang diluar batas, namun perkataan pria itu yang membuatnya kaget setengah mati.
                         
"Apa sudah bel?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari bibir tipis itu membuat Sasuke tertawa renyah ia tatap wajah panik yang balik menatapnya itu.
                         
"Tentu kau tidak mendengarnya sejak tadi?" Laknat, satu kata yang ada dipikiran gadis cantik itu. Ya, kenapa pria itu tidak memberitahunya jika bel pelajaran sudah dimulai.

Levanter [[End]] ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin