Page 12

1.5K 246 18
                                    

"Mungkin kau tidak keberatan, tapi aku keberatan, bajingan!!"

Hinata memekik keras ketika tubuh jangkung itu terhempas ke tanah dengan keras, ia bahkan berani bersumpah jika pukulan itu pasti terasa sangat menyakitkan.
                         
Pria yang menjadi alasan hal itu terjadi seolah tidak peduli dimana ia berada, ia tidak peduli setelah ini ia akan di seret ke ruang Bk. Sungguh persetan dengan semua itu karena yang ada di otak pria itu saat ini adalah menghabisi pria sialan itu yang dengan beraninya menyentuh apa yang menjadi miliknya.
                         
Pria bernama lengkap Akashi Seijuro itu tidak tinggal diam, ia tentu tau cara membalas perbuatan sialan pria yang paling ia benci saat ini. Dengan membabi buta kedua pria itu terus membalas satu sama lain.
                         
Hinata menjerit hingga suaranya serak namun tak ada diantara mereka yang berhenti, seolah hanyut dalam perkelahian yang seru keduanya semakin hilang kendali. Hingga kedua manusia yang Hinata ketahui bernama Kiba dan Shikamaru melerai keduanya.
       
"Sialan!! Kalian mau mati, huh?" Umpat pria dengan surai kecoklatan itu kesal.
                         
Sasuke sendiri seolah menganggap bualan itu hanya sekedar angin lalu, ia tidak peduli pada wajah bak dewanya yang sekarang hancur tak berbentuk, dengan perasaan campur aduk ia justru menarik tangan gadis yang sejak tadi terisak. Menggenggam jemari lentik itu erat seolah jika ia mengendurkan sedikit saja tautan itu maka ia akan kehilangan gadis bersurai indigo itu untuk selamanya.
                         
Tanpa membuang waktu pria bersurai kebiruan itu menyeret wanitanya untuk menjauh dari kumpulan orang yang menjadi saksi perkelahian yang baru saja terjadi. Pria itu masih terus menggenggam jemari lentik itu untuk ikut bersamanya.
                   
"Kita mau kemana?" Tanya Hinata dengan suara tercekat, ia masih belum  bisa berhenti menangis atas kejadian yang baru saja ia lihat itu dan sekarang pria yang menjadi alasannya menangis justru menariknya entah kemana.
         
Sasuke tak membalas pertanyaan sampah itu ia masih melangkahkan kakinya menjauh, hingga sebuah ruangan bernuansa putih itu menyapa keduanya, mereka berada di Uks sekarang. Pria bersurai raven itu mendudukan Hinata pada bankar, tak lupa ia mengambil P3k dan kursi untuk dirinya duduk.

Tanpa kata, tanpa suara pria itu mengisyaratkan pada gadisnya agar mengobati luka-luka yang pria itu peroleh.          
Dengan air mata yang mulai mengering Hinata dengan perasaan dongkol mulai membersikan terlebih dahulu darah dan kotoran yang menempel di seluruh wajah Sasuke dengan lembut. Ia benci pria itu tapi kenapa terasa sakit ketika melihat wajah yang selama ini terlihat tampan dipenuhi dengan luka dan darah.
         
Sasuke menyeringit sakit ketika kapas dengan alkohol itu menyentuh wajah tampannya. Sesekali ia menggerang perih ketika tanpa perasaannya Hinata justru menekan setiap lebam yang ia dapatkan.
                         
"Pelan-pelan." Ujar pria itu sedikit merengek.
       
Gadis bersurai indigo itu tersenyum tipis melihat wajah itu merajuk solah terlihat sangat menggemaskan.
         
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hinata memecah hening yang sempat berlangsung. Ia hanya ingin tau alasan pria itu melakukan hal ini.

"Kesal." Jawab Sasuke seadanya, ia masih asik menikmati rasa perih disetiap pukulan pria sialan itu di setiap kujur tubuhnya.
                         
Dengan degup jantung yang bergemuruh Hinata memberanikan dirinya untuk mengatakan hal yang selama ini ingin ia sampaikan.
                         
"Jika selama ini aku adalah bahan mainan kalian, bisakah kalian menghentikannya?"
                         
Itu hanya sebuah kalimat tapi kenapa begitu terasa menyayat hati? Itu hanya sebuah kata-kata tapi kenapa terasa sangat menyesakan? Hinata sadar dimana dirinya berada, ia sadar siapa dirinya. Jika benar ia hanya sebuah mainan bisakah ia meminta untuk berhenti, sebelum rasa sakit itu semakin terasa di hatinya.

Sasuke hanya diam, ia tak mampu mengatakan apapun hanya untuk memberikan angin segar pada gadisnya, ia tau ia bodoh tapi bukankah diantara keduanya saling membutuhkan? Bukankah permainan ini terjadi karena memberikan untung pada masing-masing pihak? Hinata membereskan peralatan yang ia gunakan untuk mengobati Sasuke, ia tau pria itu pasti tak akan menjawab pertanyaannya.

Levanter [[End]] ✓Where stories live. Discover now