Page 14

1.4K 213 26
                                    

Gadis bersurai indigo itu menghela napasnya, ia memasukan ponsel pintarnya kedalam ransel miliknya. Baru saja ia menerima telpon dari orang yang mengaku sebagai maid di rumah pria iblis itu, mengatakan jika pria itu sedang terbaring sakit.

Sebenarnya Hinata malas untuk menjenguk pria itu, akan lebih menyenangkan jika waktu berharganya ia buang untuk sekedar membaca novel favoritnya atau menonton drama di leptopnya. Tapi kali ini beda ia sedang berurusan dengan Sasuke si pangeran sekolah yang tidak boleh dibantah, bukan Hinata takut hanya saja ia tidak ingin memperpanjang masalah dengan pria bergigi serigala itu.

Hinata menghentikan taksi dan masuk kedalamnya lalu menyuruh sang sopir untuk menuju kealamat yang ia minta. Kepalanya ia senderkan di jok mobil, ia menghela kembali napasnya dalam-dalam. Menjadi pacar pura-pura dari pangeran sekolah ternyata semerepotkan ini.

Hinata tersadar dari lamunannya ketika benda persegi itu bergetar didalam ranselnya. Dengan gerakan malas ia mengambil ponsel miliknya melihat siapa yang berani menelponnya.

Berengsek Uchiha is calling

Hinata memutar bola matanya malas, ia usap layar ponselnya hingga terhubung dengan pria itu.

'Kenapa lama sekali? Kau dimana?'

Hinata berdecak dalam hati kenapa pria itu menjadi posesif sekali.

"Aku sudah berada di dalam taksi, Uchiha-san." Jawab Hinata bahkan ia sedikit menyibir pria itu yang selalu bertingkah abnormal.

'Jangan lama-lama, kepalaku sakit. Cepat kesini aku tungguh lima menit.'

Hinata mencebikkan bibirnya kesal, kenapa Tuhan menciptakan manusia semenyebalkan dirinya.

"Jarak rumahmu dan sekolah tidaklah sedekat hidung dan mulutmu, Uchiha-san." Cibir Hinata kesal, tidakkah pria itu berpikir jika perjalanan dari sekolah menuju rumahnya itu membutuhkan setengah jam?

'Haruskah aku mengirimu jet pribadi agar cepat sampai. Aku mulai sekarat disini.'

Oh demi Squidward yang tidak bercelana, apa ini sudah mendekati neraka? Kenapa terasa sangat panas di pipinya. Pria itu terdengar seakan membutuhkan gadis itu lebih dari apapun.

"Bukankah harusnya kau menjemput dokter dengan jet pribadimu itu, bukan justru menjemputku, Uchiha-san? Aku tidak bisa membuat sakitmu hilang asal kau tau saja." Jawab Hinata panjang lebar ia terdengar seperti mengomeli anaknya yang ketahuan membeli coklat, walaupun dalam hatinya berdegup tak jelas.

'Jangan banyak bicara cepatlah datang aku menunggumu.'

Pip

Hinata memasukan kembali ponselnya kedalam ransel setelah panggilan itu terputus. Sasuke benar-benar merepotkan dan bodohnya dirinya mau saja direpotkan

Hinata memasuki rumah megah itu dengan beberapa maid yang berjalan di samping dan dibelakangnya, hal ini membuat gadis cantik itu sedikit merasa risih. Biasanya hanya pria parubaya dengan muka datar yang akan menyambutnya jika dirinya menginjakkan kakinya di rumah ini. Kemana perginya pria itu?

"Tuan muda Uchiha, Nona Hinata sudah berada disini." Ujar salah satu maid ketika mereka sampai di depan kamar milik Sasuke.

Hinata hanya dapat melongo ketika pintu itu terbuka dengan sendirinya. Apa ini sulap?

Dengan dipandu maid yang tadi berbicara, Hinata masuk kedalam kamar Sasuke dengan kesadaran yang masih diawang-awang.

"Kenapa pintunya terbuka sendiri?" Tanya Hinata dengan polosnya bahkan wajahnya masih menampilkan raut konyol.

Levanter [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang