Page 26

1.2K 154 3
                                    

Setelah menyelesaikan ujiannya, pria bersurai raven itu segera melajuhkan mobil merah kesayangnya menujuh tempat favoritnya, ya dimana lagi jika bukan rumah gadis cantiknya.

Sasuke menyisir surai lembutnya dengan sela jarinya, merapikannya agar terlihat lebih menawan. Tabiat remaja yang baru merasakan kasmaran memanglah begitu adanya.
 
Bibir tipis itu melengkung membentuk kurva yang siapapun pasti akan terpesona jika melihatnya. Sasuke menekan kelakson mobilnya, agar sang gadis keluar dari persembunyiannya.
     
Sasuke tersenyum lebih lebar ketika surai indigo indah itu memenuhi indra penglihatanya, ia bisa melihat bagaimana gadisnya berjalan dengan anggun menuju ke arahnya.
                  
Cantik, Hinata terlihat begitu cantik dimatanya.

Sasuke berdehem kecil, mencoba mengontrol detak jantungnya yang mulai berdegup cepat. Ini sangat merepotkan namun menyenangkan dalam waktu yang bersamaan. Harusnya ia pulang lebih dulu mengganti seragam sialannya itu dengan baju mahal nan keren miliknya agar sang gadis terpesona ketika melihat dirinya.

Hinata menutup pintu mobil ketika tubuh seksinya sudah berada di kursi mobil, ia meletakan tasnya di dashboard mobil. Mata beningnya melirik kearah pria yang masih diam membisu ditempatnya.
     
"Tidak ganti baju dulu?" Tanya Hinata ketika pria Uchiha itu masih mengenakan seragam sekolahnya.

Sasuje kembali berdehem, ia tidak menyangka akan bertingkah konyol seperti ini hanya karena terpesona melihat gadisnya saat ini."Tidak, terlalu memakan waktu jika harus berganti pakaian." Jawab Sasuke masih betah menatap wajah cantik itu dari samping.

Hinata hanya mengangguk acuh tak acuh, ia justru mengeluarkan pelembab bibir dari tasnya dan memakainya dengan menggunakan kaca mobil, membuat posisi tubuhnya lebih dekat dengan pria Uchiha itu.
                         
"Apa yang kau pakai?" Tanya Sasuke penasaran ketika gadisnya mengusapkan sesuatu dibibir manisnya.
   
"Pelembab bibir, cuaca semakin dingin takutnya jadi kering." Jelas Hinata mengakhirinya dengan mengulum bibirnya.
         
"Ingin mencobanya?" Tawar Hinata mengarahkan lipblam miliknya pada pria itu, namun bukan sebuah anggukan yang ia dapatkan justru sebuah kecupan basah yang menyentuh bibir merahnya.
           
"Ah, kau benar jadi lembab." Ujar pria itu setelah selesai mengecup bibir semerah ceri itu.

Hinata sendiri hanya mampu mengerjapkan mata indahnya pelan, ia masih belum terbiasa dengan kelakuan tak terduga pria itu. Dengan wajah merona, Hinata mengalihkan pandangannya ke jendela mobil menggengam lipblam miliknya dengan erat. Ia malu sekarang, entah kenapa sikap yang pria itu berikan padanya membuat jantungnya terus berdegup kencang.

Sasuke yang melihat kelakuan gadisnya tersebut hanya bisa terkekeh gemas, ia usap dengan gemas surai panjang itu, menyampaikan rasa sayang secara tersirat. Sebelum menjalankan kemudi mobilnya.

Sasuke masih fokus pada jalanan namun sesekali iris hitamnya melirik gadis cantik yang masih menyembunyikan wajahnya, menatap keluar jendela mobil. Itu sedikit membuat Sasuke kesal, apa pemandangan diluar sana jauh lebih indah dibanding dirinya? Ah, lupakan pikiran pria itu yang sudah terlalu posesif.
                         
Hinata masih mengontrol detak jantungnya yang masih berlomba, ia malu jika harus menatap pria itu setelah kejadian tadi. Namun tak butuh waktu lama tubuh seksi itu kembali menegang ketika jamari lentiknya digengam oleh jemari yang jauh lebih besar darinya, meremas tangan lembutnya, membuat lipblam miliknya jatuh dipangkuannya.
                         
"Jangan terlalu menggemaskan, aku takut tidak bisa mengontrolnya."

Hinata kembali menyembunyikan wajah cantiknya dari pandangan pria itu. Perkataan Sasuje terlalu sampah namun mampu membuat hatinya kembali berdesir.
                         
Lagi, Sasuke hanya mampu terkekeh gemas melihat ekspresi malu-malu yang gadisnya berikan. Hinata terlalu menggemaskan jika bertingkah seperti ini.     

Levanter [[End]] ✓Where stories live. Discover now