Page 25

1.3K 170 6
                                    

Sasuke melepaskan ciuman sepihaknya itu, lalu mengusap dengan lembut bibir yang baru saja ia rasakan itu. Sedangkan Hinata sendiri masih membisu tanpa kata, seperti separuh nyawanya entah pergi kemana. Sasuke selalu melakukan hal itu dengan tiba-tiba tapi tetap saja hati dan tubuhnya tidak siap menerima semua serangan dadakan itu.

Sasuke menyungingkan senyum manisnya, ia terlalu gemas melihat ekspresi yang gadisnya berikan saat ini. Lihat saja bagaimana wajah cantik itu masih dalam rasa terkejut akan aksinya beberapa detik lalu.
                         
Pria bersurai raven itu menggenggam jemari yang jauh lebih kecil dibanding dengannya itu. Hinata tersadar dalam lamunan panjangnya, lalu membalas tatapan dari pria itu. Ia lepas gengaman pria itu dari jemarinya, ia arahkan satu tangan itu untuk memberikan sebuah pelajaran bagi pria kurang ajar yang berada di sampingnya, namun sebelum hal itu terjadi sebuah panggilan menghentikan niatnya. Hinata menurunkan tangannya yang sudah berada di udara beralih mengambil ponselnya, ia lihat siapa yang menghubunginya saat ini.
                         
Akashi Senpai is calling..

Sasuke melirik Nama yang tertera di layar ponsel milik gadisnya. Ia bisa dengan jelas melihat siapa yang dengan bajingannya menghubungi gadisnya saat ini. Sebelum tangan mulus itu menggangkat panggilan itu, Sasuke lebih dulu merebut ponsel itu dari tangan Hinata.
                         
"Yakk!!" Pekik Hinata

Sasuke sendiri dengan seenaknya mengangkat panggilan itu dan menjawabnya.
                         
"Berhenti mengejar gadisku berengsek!!" Ujar Sasuke kemudian mematikannya secara sepihak.

Hinata menggeram kesal, ia arahkan tangannya untuk mengambil ponsel miliknya, namun sebelum hal itu terjadi Sasuke lebih dulu berdiri dan mengangkat tangannya keatas.
   
"Uchiha-san!!" Geram Hinata ikut berdiri dan berusaha mengambil ponsel miliknya. Karena tubuh Hinata yang terlalu mungil dari Sasuke tentu usaha yang gadis cantik itu lakukan hanya sia-sia saja.
                         
"Balikin ponsel aku!!" Geram Hinata masih mencoba merebut apa yang menjadi tujuannya.

Sasuke tak perluh bersusa payah menjauhkan ponsel milik Hinata dari gadis itu, dengan tinggi badan yang jauh lebih tinggi dari gadisnya tentu hal itu memudahkan Sasuke.

Dengan santainya pria Uchiha itu mengotak atik ponsel bercase warna ungu itu tanpa mempedulikan gadis cantik yang masih berusaha menggapai ponsel itu dari tangan kekar miliknya. Setelah puas melakukan hal yang ia inginkan, Sasuke memasukan ponsel itu kedalam saku blezernya lalu memeluk tubuh mungil itu dengan erat.
                         
Hinata yang mendapatkan perlakuan itu tentu saja dengan cepat mengarahkan kedua tangannya untuk menjauhkan tubuh bongsor itu dari tubuhnya.
                         
"Lepas, Uchiha-san!!"
                         
Kalian tentu tau bagaimana watak pria penyuka tomat itu, ia tidak suka dibanta dan ia selalu melakukan apapun semaunya. Tentu saja perkataan yang keluar dari bibir merah milik Hinata tak akan ia lakukan.
                         
Dengan gemas pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya. Membuat kedua tubuh itu semakin erat bersentuhan. Hinata mendesah lelah, melawan pria ini tak akan ada akhirnya, daripada ia yang akan semakin gila maka ia akan membiarkan pria itu berbuat semaunya.

Sasuke melepaskan pelukannya ketika ia sudah merasa puas, kemudian ia mendudukan tubuh mungil itu di bangku dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar.
                         
Hinata hanya menurut apa yang pria itu katakan, terlalu membuang tenaga jika harus membanta ucapan pria itu jadi ia memilih untuk ikuti saja apa yang pria itu katakan.            
Beberapa menit berlalu Hinata belum mendapati pria itu kembali, sebenarnya apa yang pria itu lakukan? Apa ia pergi dan meninggalkan Hinata disini begitu saja? Jika benar maka pria Uchiha itu tak akan selamat darinya Hinata yakinkan itu, jika hal itu benar terjadi.
 
Terlalu larut dalam segala opini diotaknya, Hinata tidak sadar jika pria itu sudah berada di dekatnya dengan sebuah sepeda yang pria itu tumpangi.

Levanter [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang