Page 24

1.2K 177 7
                                    

Pria bersurai raven itu menyumpah serapahi pria bersurai panjang yang dengan seenaknya mengganggu kegiatannya bersama sang kekasih hati itu dalam hati. Menyebalkan kenapa harus di waktu yang sangat tepat untuk memunculkan pria bersurai lebat layaknya model samphoo itu? Tidak bisakah pria itu muncul ketika mereka sudah selesai bermesraan? Tentu saja tidak, karena alam semesta juga para pembaca tidak menginginkan hal itu. Oke lupakan saja.
     
Sasuke membenarkan blezer sekolahnya ia tatap wajah sialan pria yang dengan congkaknya menatapnya dengan sinis, apa-apaan itu dengan wajah sialannya? Begitulah pikir Sasuke.
 
"Kenapa dengan mukamu itu, hey! Marah karena aku datang, huh?" Ujar pria bernama Neji Hyuga itu santai ia bahkan melipat kedua tangannya didepan dada menatap pria Uchiha itu dengan menantang.
 
"Tentu saja tidak, aku justru senang malam minggu ini uangku masih tersisa banyak." Cibir Sasuke menyeringai setelahnya.

Pria bersurai panjang dengan tubuh menggoda itu menelan ludahnya kasar, ia sudah berjanji akan membawa pacar manisnya itu ke restoran mewah malam minggu nanti. Uang mingguan yang Ayahnya berikan sudah habis untuk membeli tas bermerek kemarin, maka dari itu artinya ia tidak akan mendapat pasokan uang selain dari pria bersurai raven itu.

Neji menggelengkan kepalanya pelan, membayangkan bagaimana wajah sang kekasih ketika marah itu sangat mengerikan, lebih mengerikan dibanding singa yang kelaparan.
 
Sasuke semakin melebarkan seringaiannya ketika melihat wajah pias sang calon kakak ipar itu, ia tentu tau apa yang ada di otak pria itu sekarang.

Neji mengeluarkan tawa canggungnya, ia mendekati pria Uchiha itu lalu menepuk bahunya. "Kau ini baperan sekali, aku hanya bercanda." Ujar pria Hyuga, itu masih mengeluarkan tawa canggungnya.

Sasuke yang sekarang melipat kedua tangannya didepan dada, menaikan satu sudut alisnya keatas.
                         
"Oh begitukah?"
   
Neji merangkul pundak pria yang jauh lebih muda darinya itu dengan erat, lalu membisikan sesuatu pada pria Uchiha itu.

"Dengar kau bisa membawa Hinata hari ini, aku yang akan mengatakan pada Ayah. Namun jangan sampai kau lupa bayaranmu itu." Bisik Neji sedikit menekankan kata-katanya.

Hinata sendiri hanya mendesa lelah, melihat kelakukan kedua pria tak berotak itu membuat kepalanya semakin pusing dibuatnya.

Sasuke menarik sudut bibirnya keatas, lalu melepaskan rangkulan pria calon kakak iparnya itu dengan kasar.

"Ya, jadi cepatlah menyingkir."

Neji mendengus kesal, dengan hatinya yang dongkol pria Hyuga itu pergi dari kamar adiknya kembali ke habitannya semula.           

Sasuke tentu saja tersenyum penuh kemenangan, ia bisa menghabiskan waktu bersama gadis yang ia cintai tanpa adanya penggangu. Dengan senyum tipisnya Sasuke membalik tubuhnya untuk menatap wajah cantik itu. Ia bisa melihat gadis itu sedang memainkan ponselnya.

Sasuke berangsut mendekati Hinata memeluk pinggangnya dari samping dengan erat, ia bahkan menaruh dagunya di pundaknya.
 
"Apa yang sedang kau lakukan?"
         
Hinata hanya mendegus mendapati sikap manja pria itu, ia tidak menjawab pertanyaan bodoh itu. Tentu pria itu tahu jika dirinya sedang memainkan ponselnya.
   
"Bertukar pesan dengan, siapa?" Tanya Sasuke ketika iris hitamnya melihat tampilan latar belakang pesan di ponsel milik gadisnya. Ia tidak bisa melihat Nama siapa yang sedang bertukar pesan dengan gadisnya itu.
                         
"Bukan siapa-siapa." Jawab Hinata ketus, lalu menyimpan ponselnya di saku celananya. Melepas pelukan sepihak pria itu dari tubuhnya.
 
Dengan wajah juteknya Hinata melipat kedua tangannya didepan dada, ia tatap wajah yang sialannya sangat tampan itu dengan tajam. Tidak bisa dipungkiri jika jantungnya terus berdegup keras ketika menatap wajah rupawan itu.

Levanter [[End]] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang