Page 17

1.3K 218 35
                                    

Sasuke melepaskan ciumannya, menatap wajah itu dengan pandangan yang sulit diartikan, sedangkan Hinata sendiri sibuk mengatur napasnya.

Tanpa kata, tanpa suara saling terperangkap dalam indahnya bola mata. Hinata harusnya sadar jika percikan api cinta itu mulai menyala di hatinya. Nama pria yang selalu mampir diotaknya setiap malam telah berganti, nama pria yang menjajah di hatinya telah berubah. Dialah pria itu, pria yang ada didepannya, pria yang mengganti sosok itu dalam hati dan pikirannya. Pria yang mulai ia cintai.

Hinata menghela napasnya panjang, menjauhkan tubuhnya hingga menciptakan jarak diantara keduanya. Ia sadar jika perasaan yang masih kelabu ini sudah ia terkah namun situasi dan kondisi tidak bisa membuatnya bertahan dan berjuang. Ia bukan gadis bodoh yang tetap berada di sisi pria itu dan melakoni peran sialan itu hingga waktu dimana pria itu tak membutuhkannya lagi.

Ia cukup tau jika rasa cinta yang merambat perlahan dihatinya harus ia hentikan, maka menjauh dan mengakhiri perjanjian itu adalah jalan terbaik.

Hinata berbalik berjalan menjauhi pria itu, anggap semua ini tak pernah terjadi, anggap jika semua waktu yang telah bergulir bersama pria itu hanya sebuah mimpi buruk. Ya, anggap semua itu tak pernah ada.

Hinata semakin melebarkan langkah kakinya menjauhi pria itu, ini keputasan yang paling tepat. Setelah ini kehidupan normalnya akan kembali lagi. Ya, ini yang ia harapkan bukan?

Sebelum langkah itu semakin menjauh sebuah tangan lebih dulu menahannya, membuat tubuh mungil itu berbalik. Tidak perlu tanya siapa yang melakukan itu, tentu saja seorang Uchiha Sasuke siapa lagi.

Hinata menghempaskan tangannya dengan kasar, menatap wajah tampan itu tajam. "Apa lagi, semua sudah berakhir. Jadi aku mohon berhenti menggangu hidupku, Uchiha-san."

Tidak peduli rentetan kata tajam yang gadis itu katakan, pria bersurai raven  itu kembali mencoba menarik pergelangan tangan milik Hinata menautkan jemari lentiknya dengan jemari kekarnya membuat tautan diantara keduanya.

"Dengar, semua ini tak akan berakhir jika bukan aku yang memintanya, ingat?" Ujar pria itu menarik tangan itu hingga tubuh keduanya berdekatan.

"Jangan bodoh, kau akan mendapat perlakuan lebih buruk setelah kau pergi dariku." Bisik pria itu tepat di gendang telinga Hinata.

Benarkah? Sepertinya Hinata lebih senang membusuk karena perlakuan gila fans pria itu, daripada harus terus menjalin hubungan gila dengan pria itu lebih lama lagi.

"Apa yang kau butuhkan lagi? Tidak cukupkah menjadikanku sebagai alat balas dendammu untuknya? Apa yang kau mau lagi dariku, membuat Konan Senpai cemburu dan sadar jika wanita itu mencintaimu lalu mengemis cintamu? Apa lagi yang kau butuhkan, Uchiha Sasuke. Katakan apa?" Ujar Hinata memekik frustasi tidak tahukah pria itu jika ada hati yang terluka?

Hinata melepaskan kembali tautan diantara keduanya berjalan pergi menjauh, ia tidak ingin berurusan lagi dengan pria bajigan itu.

Levanter

Terhitung seminggu sejak pertengkaran itu, Hinata dan Sasuke semakin menjauh. Bukan Sasuke yang menjauh tapi gadis itu yang selalu mencoba menjauh darinya. Ketika pria itu berada disekitar area kantin kelas dua, maka Hinata akan menghabiskan makanannya di taman belakang, jika pria itu terlihat berjalan di koridor maka Hinata akan berbalik arah dan begitu seterusnya.

Tentu hal itu membuat pemuda bersurai raven itu merasa geram. Entah perasan apa yang bergelayut di hatinya ketika melihat gadis itu terus menjauh dari jarak pandangnya, membuat hatinya resah.

"Diamlah!!" Teriak Sasuke melempar bantal kearah Shikamaru yang sedari tadi mengoceh tentang gadis semok musuh cantiknya itu.

Shikamaru mengusap kepalanya yang terkena lemparan bantal itu, dan menatap pria yang sejak seminggu ini uring-uringan. Ada apa dengan pria itu? Apa kedatangan tamu seperti anak gadis? Menggelikan.

Levanter [[End]] ✓Where stories live. Discover now