36

167 104 81
                                    

haii sobatt latte, aku mau ingetin nihh kaloo chapter sebelum ini adalah alur mundur, lebih tepatnya dari chapter 11, dan alur mundur berhenti pada chapter 35.


jadii selamat melanjutkan kisahhh inii hihii.

HAPPY READING

FLASHBACK OFF

Sudah tiga bulan berlalu, namun tak ada perubahan untuk kondisi Bella, kemoterapi yang Bella jalani tidak membuahkan perubahan untuk kesehatan Bella.

Jika ditanya apakah Bella, lelah? tentu saja, bagaimana tidak. Setiap sebulan sekali ia diharuskan kemoterapi, hidup bersama obat-obatan, belum lagi sakit yang harus ia rasakan di setiap harinya.

Tok Tok Tok...

"Sayang," panggil Hansen

Bella beranjak dari ranjangnya, membukakan pintu untuk Hansen.

"Ayah," sapanya tersenyum kepada Hansen.

"Ayah udah pulang?"

"Iya sayang, ohiya tadi Ayah Beli soto ayam kesukaan kamu, makan yuk." ajak Hansen dengan antusias.

Bella kembali memasuki kamarnya, ia duduk pada sisi ranjang miliknya.

Hansen menampakan raut wajah yang sedih, ia sangat sedih karena sudah hampir seminggu selera makan Bella menurun.

"Bel," panggilnya seraya mengelus pundak Bella dan duduk di sampingnya.

Tak ada jawaban, Bella hanya diam dengan pandangan yang tertunduk.

Hati orang tua mana yang tak iba melihat anaknya seperti ini, di usianya yang masih remaja ia dihadiahkan Tuhan sakit sepeti ini.

"Sayang," panggil Hansen

"Makan ya, kalo kamu nggak makan Ayah juga ngga akan makan." Hansen mencoba terus membujuk Anak semata wayangnya.

Bella menoleh kepada sang Ayah, "Ayah aja yang makan, Bella belum laper." ujarnya

"Nggak. Pokonya Ayah nggak akan makan kalo nggak sama Bella." ujar Hansen sedikit memberi ancaman.

Bella menghela napasnya, "Yaudah, Bella makan." finsh akhirnya Bella mau juga diajak makan.

"Nah gitu dong, ini baru anak ayah."

~°~°

Entah apa yang merasukinya, pagi-pagi sekali Sagara sudah berada di sekolah, bahkan saat dia datang gerbang masih dikunci, ia sampai harus meloncat dari pagar belakang agar bisa masuk ke sekolahnya.

"Argh sial, dikunci ternyata." kesalnya saat hendak membuka pintu kelas yang masih terkunci.

Akhirnya Sagara memutuskan untuk ke taman belakang sekolah, disana masih ada beberapa pepohonan yang tinggi, jadi ia rasa bisa sedikit meringankan pikiranya.

Semalam Alana dan Dewa bertengkar hebat sehingga membuat perceraian diantara keduanya. Tentu saja hal itu membuat Sagara stres, 17 tahun dia hidup selalu merasakan kehangatan didalam keluarganya. Dan kini ia harus memilih untuk ikut Alana atau Dewa.

SAGARA (END)Where stories live. Discover now