chapter 24

717 66 11
                                    

Derit pintu menarik atensi dari penghuni ruang UKS tersebut. Mata Sapphire itu terus menatap empu yang membuka pintu. Gempa yang membuka pintu tadi tersenyum lalu dengan cepat duduk di tepi ranjang UKS.

"Gimana kabar kamu 'Fan? " Tanya Gempa lembut.

" Alhamdulillah Gem......, gosong. "

Jawaban Taufan membuat Gempa terkekeh pelan. Bisa dilihat dari luka bakar di sekujur tubuh dan baju yang dipakai Taufan robek dan hangus. Sepertinya Taufan harus membeli baju di koperasi.

"Salahmu sendiri mancing. Udah tau Halilintar galak" Ujar Gempa yang mendapat gerutuan dari Taufan. Tak habis pikir Gempa datang hanya untuk menceramahi nya. Bawain makanan 'kek kan Taufan laper :(

.

.

.

.

.

Sementara itu di tempat lain,

"Gamau tau ya Ice. Pokoknya kamu udah jahat sama aku! " Seru Blaze lantang. Orang-orang di Koridor hanya menonton apa yang terjadi pada kembar api & air tersebut.

Ice memutar bola matanya malas. "Udah lah Blaze. Malu diliatin orang" Ucap Ice yang jenuh melihat tingkah kakak kembarnya itu.

"Tapi kamu khianati aku!! "

"Kapan aku khianati kamu!? " Seru Ice mulai meninggikan suaranya. Ia muak dengan tingkah Blaze.

"KITA KAN JANJI BAKAL JADI JOMBLO BERSAMA ICE. KAMU LUPA!? "

💢. Perempatan imajiner muncul didahi Ice. Sungguh Ice benar-benar akan membuang saudaranya itu ke Antartika besok. Ingatkan ia jika lupa. Sementara para penonton yang melihatnya hanya bisa memasang emot batu 🗿

"Dah lah males" Ujar Ice berlaku pergi tanpa menghiraukan teriakan Blaze. Bisa gila dia lama-lama disana. Para siswa yang menonton pun bubar.

"Dah bubar abangnya mau pulang" Ujar seorang siswa. "Emang pertunjukan topeng monyet suruh bubar" Balas yang lainnya. Siswa tadi hanya mengangkat bahu acuh.

.

.

.

.

.


Jam pelajaran sudah dimulai 10 menit yang lalu. Guru yang sedang mengajar dikelas 10.B menoleh saat mendengar ketukan pintu. Saat pintu terbuka terlihatlah sosok Taufan yang  menggunakan pakaian olahraga dengan banyak perban dikepala dan badan.

"Hehe good morning Sir. " Ujar Taufan cengengesan. Ia sedikit meringis karena merasa pipinya agak sakit saat tersenyum.

"Ini sudah siang Taufan bukan pagi lagi. " Sahut Mr. Rafid lalu melihat kondisi Taufan yang agak mengenaskan. "Kamu kenapa pakai baju olahraga? Ini kan bukan jam olahraga. Terus kenapa muka dan badan kamu banyak luka? Kamu abis dikeroyok? "

Taufan meringis mendengar pertanyaan beruntun dari Mr. Rafid. "Saya tadi kesamber geledek dibelakang sekolah mister. Yah... Jadi gosong deh" Cerita Taufan apa adanya.

"Gimana bisa kamu kesambar petir di siang bolong kaya gini" Kata Mr. Rafid tidak percaya. Aduh Mister pasti bakal lebih gak percaya kalo petirnya dipanggil langsung sama pawangnya. Pawangnya ada dikelas 10.A noh, batin Taufan menggerutu karena tidak mungkin baginya memberitahu hal tersebut. Bisa dikatai gila dia nanti walaupun kata Solar, Taufan itu sudah gila dari lahir.

"Yaudah duduk sana"ujar Mr. Rafid yang diangguki Taufan. Mr. Rafid melanjutkan penjelasan yang tertunda.

.

.

.

.

.

Bel pulang sekolah berbunyi beberapa saat yang lalu. Para siswa mulai meninggalkan perkarangan sekolah untuk kembali ke rumah mereka tercinta.

Taufan sedang membereskan alat tulisnya dibantu oleh Thorn sementara Blaze hanya cemberut. "Lu ngapa? Muka lu kecut banget kaya kancut" Tanya Taufan pada Blaze.

"Gapapa"ujarnya berlalu keluar dari kelas. " Dih kaya cewek"balas Taufan mulai bangkit dari kursinya dengan Thorn mengikut dibelakang Taufan.

Didepan kelas sudah ada Gempa, Ice, Solar dan tentu saja babang geledek--ekhem! Maksudnya Dark.

Saat melihat Ice, Blaze langsung menoleh kearah lain tak mau melihat kearah adiknya itu sedangkan Ice hanya acuh. Bahkan Ice menguap lebar menahan kantuk.

Taufan yang melihat kehadiran Dark memulai dramanya. "Hisk, sampai hati dinda buat macam ni kat kanda. Kanda cemburu tau nampak dinda bermesra ngan yang lain" Ujar Taufan dengan air mata palsu. Kayanya belum kapok deh.

Para elemental yang ada disana menatap jijik Taufan terutama Dark. Dark sungguh ingin menyerang Taufan lagi tapi kali ini dengan menambahkan sedikit kekuatan gelapnya.

Buaghh!!

"Jijik anjir! " Ucap Solar yang menatap amit-amit pada Taufan. Taufan balik menatap Solar. "Eloh! Selingkuhan nomor dua istri gue gak usah ikut campur! "

"Beneran udah gila" Gumam Dark melihat Taufan.

Taufan menoleh saat merasakan tarikan di lengan bajunya yang ternyata ulah Thorn. "Ufan kalo sakit. Ke rumah sakit yuk Thorn anterin. Kita ke rumah sakit jiwa sekarang" Ujar Thorn dengan ekspresi khawatir. Hal ini mengundang gelak tawa dari para elemen.

Taufan yang mendengar nya agak kesal tapi tidak membalas. Bisa-bisa ia tewas ditangan Solar dan Gamma nanti. Kan gak lucu.

"Ayo ikut" Ucapan Dark menarik atensi semua orang. Taufan mengangkat alisnya bingung. "Lu ngajak gue kencan? "

💢

"Ikut atau mati? " Mendengar nada ancaman dari Dark membuat Taufan hanya tertawa renyah dan mulai mengikuti Dark bersama yang lain. Setelah berjalan lama ternyata Dark mengajak mereka ke koperasi sekolah. Dark membelikan seragam baru untuk Taufan.

Taufan berseru senang karena tidak perlu mengeluarkan uang sehingga dia berlari hendak memeluk Dark yang berakhir dengan jeritan kesakitan akibat tulang punggung nya yang membentur tanah setelah dibanting sepenuh cinta oleh Dark.




Bersambung......

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang