chapter 4

1.3K 136 8
                                    

Sekarang six elements sedang berjalan pulang melewati padang rumput dan pepohonan rindang untuk sampai ke cafe kakeknya Gempa. Tempat itu sangat sepi.

Kenapa melewati tempat itu? Alasannya biar Rion alias Solar gak dikejar para Fansnya karena mereka melewati gerbang sekolah jadi mereka memutar lewat jalan dibelakang sekolah. Mereka lebih memilih melewati tempat itu juga karena lebih dekat dan cepat sampai ke cafe. Kenapa tidak memakai kendaraan? Jawabannya mudah yaitu Blaze dan Ice tidak membawa motor mereka, Solar juga tidak membawa mobilnya jadi mereka memutuskan berjalan kaki biar lebih sehat.

"gila tadi mtk susah banget! "seru Blaze yang diangguki oleh Taufan dan Thorn.

"alah mtk doang mah gampang"remeh Solar sambil sibuk berkutat dengan hpnya.

"yang otaknya encer kaya aer' mah beda"sindir Taufan.

"Rion,ntar ajarin Thorn ya. Soalnya ada pr matematika nih"ucap Thorn memelas. Solar yang melihatnya langsung mengalihkan pandangan tidak mau terkena jurus maut milik sepupunya itu. "huh! Iya-iya nanti Rion ajarin"balasnya.

Thorn yang mendengarnya merasa senang. "asyik. Makasih Rion! Rion ganteng deh"puji Thorn membuat si pertamax kembang hidung. "hohoho gue emang udah ganteng dari lahir"ucapnya mengedipkan sebelah mata.

"bensin belagu"kata Blaze.

"Lar ajarin kita juga dong! "kata Taufan.

"Lar-Lor Lar-Lor, panggil nama gue yang bener! "seru Solar tak terima namanya diganti-ganti. Hei namanya itu udah bagus,masa diganti jadi begitu. Kalo Solar ia masih bisa terima asal jangan ada embel-embel bensin aja.

"Solar si ganteng tapi boong, ajarin Upan dong. Upan gak bisa mtk "ujar Taufan sok melas. Solar yang melihatnya memutar bola matanya malas. "ogah! "

Taufan yang mendengarnya cemberut karena merasa gagal dapet pengajar pelajaran yang menurut sebagian kaum adalah laknat tapi bagi author malah menyenangkan. Blaze yang melihatnya tertawa membuat Taufan kesal.

"lu juga bukannya bantuin. Kitakan jadi gak dapet jawaban mtk! "seru Taufan kesal pada Blaze.

"dih ogah gue minta ajarin sama bocah narsis. Mending minta sama Ice aja"ujar Blaze. Ice yang mendengarnya melirik tak suka dan berkata "ogah ajarin kamu Blaze. Pasti ujung-ujungnya aku yang ngerjain terus kamu main ps"

"hehehe jangan begitu dong adikku sayang. Sini abang peluk "kata Blaze merentangkan tangan ingin memeluk Ice. Ice yang melihatnya langsung gercep kebelakang Gempa. "sana kamu!aku gak mau kamu peluk"

Blaze mengerucutkan bibirnya kesal dan menghentakkan kakinya ketanah persis seperti bocil. Sebagai yang paling waras, Gempa menghentikan pertikaian unfaedah mereka.

"udah jangan berantem. Kalo mau nanti aku juga bisa ajarin mtk kok"ujar si'waras' pada para orang 'gak waras'.

"bener Gem? Aduh baik banget deh Gemgem aku ini. Sini Upan cium"kata Taufan.

"najis! "ucap mereka semua kecuali Taufan dan Thorn.

"maaf Pan, aku masih waras belum belok"kata Gempa tersenyum kaku.

"Upan ternyata kau...."ucap tak percayanya Solar diikuti yang lain. Merasa teman-temanya salah paham, Taufan kalang kabut menjelaskan.

"apaan sih! Gue gak homo ya. Orang gue bercanda doang! Jangan berpikiran aneh deh lu pada. gue masih demen cewek! "jelas Taufan setangah ngegas, setengah panik.

"kirain"kata Blaze masih menatap waspada pada Taufan. Taufan merasa kesal akan tatapan itu. Ibarat ia adalah tersangka kasus pedofil. Ia tidak terima!

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang