chapter 1

2K 159 6
                                    

Pertemuan

"Dul bantuin kakek sini"

Terdengar suara sang kakek dari arah bawah. Dia yang dipanggil Dul berjalan kearah dapur tempat sang kakek berada.

"ada apa kakek manggil Dul? "katanya saat berada disamping sang kakek. Sang kakek pun tersenyum melihat cucunya tersebut. " ada tetangga baru disamping rumah. Jadi kakek ingin bersilaturahmi dengan mereka"kata sang kakek seraya memegang rantang berisi makanan.

Dul hanya meng'ohkan saja dan melihat kearah jendela yang memperlihatkan rumah bertingkat dua yang sepertinya ramai sekali didalamnya.

"kamu lihat apa? Ayo kita berkunjung kerumah mereka." suara sang kakek berhasil memecah lamunannya. Ia dan sang kakek pun berjalan keluar rumah menuju kerumah disamping rumah mereka.

Setibanya didepan rumah, Dul mengetuk pintu serta memberi salam.

Tok tok

"assalamualaikum "

Terdengar suara seseorang yang menjawab salam dari arah dalam rumah. Pintu terbuka memperlihatkan seorang remaja laki-laki yang seumuran dengan Dul.

"ada apa ya? "suara bernada bingung namun sopan itu membuat Dul dan sang kakek tersenyum tipis. "kami tetangga sebelah kalian. Jadi kami hanya sekedar menyapa saja sekalian membawa makanan"jawab sang kakek dan diangguki oleh Dul.

"wah tetangga sebelah toh. Ayok masuk kedalam dulu"jawabnya dengan ceria. Senyum lebar terpatri diwajah miliknya sembari membuka lebar pintu rumahnya. Dul dan sang kakek pun masuk kedalam rumah tersebut. Didalamnya masih berantakan,sepertinya mereka belum sempat merapihkannya.

"mak ada tetangga! "anak lelaki itu berteriak memanggil ibunya. "upan! Jangan teriak didalam rumah!!"terdengar suara wanita dewasa dari arah dapur. "emak juga teriak"balas Upan.

Lalu muncullah seorang wanita yang sudah berumur dari arah dapur. "eh ada tamu. Ayo silakan duduk dulu"katanya ramah saat telah sampai diruang tamu tempat Dul dan kakek berada.

"maaf ya bu kalau kami mengganggu. Ini kami bawakan makanan"kata sang kakek seraya menyerahkan rantang makanan. "wah makasih banyak. Kakek tidak mengganggu kok. Semoga kita bisa rukun ya kek sebagai tetangga"ujarnya lagi ramah.

"kakek mau minum apa? Biar upan buatin"ujar anak lelaki tadi dengan ramah.

"gak usah nak. Kakek juga mau pulang dulu soalnya ada yang mau kakek urus dulu dirumah"kata kakek

"yah sayang sekali padahal saya masih ingin bicara banyak dengan kakek"terlihat raut kecewa diwajah anak tadi. Kakek pun merasa tak enak hati lalu berkata"biar Dul aja yang disini. Kalian bisa jadi teman akrab nanti"

"wah bener kek? Makasih loh"ujarnya ceria. "iya aku mau kok jadi temen kamu"kata Dul tulus.

"yaudah ke kamarku yuk"ujarnya yang diangguki oleh Dul. "main yang bener ya. Upan jangan bertingkah entar Dul-nya gak nyaman"kata sang ibu. "asiap bosque "jawabnya lalu pergi menuju kamarnya dilantai dua diikuti oleh Dul.

"maaf ya kek kalo tingkah anak saya emang suka kelewatan. Di itu kaya cacing kepanasan jadinya gak bisa diem"kata sang ibu. Kakek pun hanya tersenyum seraya berkata"gak pa'pa kok bu. cucu saya juga anaknya sedikit pendiam jadi mungkin mereka cocok"

"begitu ya. Bagus deh, moga aja si Upan jadi gak pecicilan"harap sang ibu. "kalau begitu saya pamit dulu ya bu"kata sang kakek seraya berdiri. "hati-hati ya kek. Nanti datang lagi kesini kita bisa bicara banyak"

"iya. Saya permisi ya bu"kata kakek. "iya kek"ujar sang ibu melihat kakek pergi dari rumahnya.

Di kamar milik Upan terlihat masih berantakan walau sudah agak rapih hanya tersisa beberapa barang yang belum disusun. Upan pun duduk diranjangnya sementara Dul duduk dikursi belajar milik Upan.

"oke kita perkenalan diri dulu. Hai nama gue Ahmad Taufik Arrafan biasanya dipanggil Taufan atau Upan"ujarnya memeperkenalkan diri.

"nama aku Abdul Gempa Abidin biasa dipanggil Abdul atau Dul"ujar Dul memperkenalkan diri.

"ngomong lu lembut banget kaya sama doi. Pake lu gue dong. Itu kan bahasa gaul"kata Upan. "enggak deh, aku udah biasa ngomong kaya gini"kata Dul

"yaudah. Tapi gue manggil elu Gempa aja ya. Lebih keren dari nama Dul. Kalo nama Dul gue inget nama film si Dul "kata Upan.

"eh tapi itukan kaya nama bencana"kata Dul. "gak pa'pa itu keren tau kaya nama salah satu elemen superhero bumi"kata Upan. "yaudah deh terserah kamu aja Taufan"kata Dul/Gempa

Lalu Taufan menatap dalam Gempa membuatnya merasa tidak nyaman. "er.... Kamu kenapa? "tanya Gempa.

"gue baru nyadar mata kamu warna emas. Mirip banget sama penguasa elemen tanah yang terkenal itu loh"kata Taufan. "oh ini udah dari lahir. Katanya mataku ada kelainan gitu"jawab Gempa

"sama dong. Aku juga ada kelainan karena kekurangan melanin pada mata sehingga menyebabkan warna mataku biru"ujar Taufan memperlihatkan warna matanya yang berwarna biru saphire.

"eh aku pikir kamu orang bule"kata Gempa terkejut. "hahahaha aku ini orang Malaysia tau. Aku pindah dari negara tetangga karena bapak aku dipindahin kerjanya kesini"kata Taufan

"kok kamu lancar banget bahasa Indonesianya?"kata Gempa. "oh iya dong ini Upan gitu loh"ujar Taufan bangga

Lama mereka bercerita dan cepat menjadi akrab.









Sementara ditempat lain.

"Laze kita udah sampe?"

"udah,ayok siap-siap. Sebentar lagi kita mendarat"







Bersambung......

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang