chapter 27

517 35 6
                                    

Bukan Gentar namanya kalau tidak nekat. Iya, nekat gelantungan pada pembatas atap sekolah demi bisa kabur dari kejaran dedemit bernama Sopan. Sementara Sopan dari atas pembatas menatap Gentar datar.

"Ayo naik" ucapnya pada Gentar.

Gentar menggeleng, "nggak mau! Aku gak suka mtk!" Teriaknya. Sopan mendekat hingga benar-benar mencapai ujung pembatas. Satu langkah kecil bisa dipastikan ia akan terjatuh dari ketinggian 10 meter. Ia heran kenapa Gentar mau gelantungan kaya gitu.

"Naik atau aku injek tangan kamu biar jatuh" ancam Sopan membuat Gentar menelan ludah susah payah. Sopan tidak pernah main-main dengan ancamannya. Tapi sekali lagi kita diingatkan, bukan Gentar namanya kalau menjadi penurut. Ia kembali menggeleng,

"nggak mau!!"

Sopan menghela nafas, diangkatnya kaki tinggi-tinggi lalu dengan kejam menginjak tangan Gentar yang menggantung. Gentar menjerit tapi masih kukuh tidak mau mengikuti ulangan matematika dadakan dikelas. Kalau ia menyerah Sopan pasti akan menyeret dirinya.

"Udah kamu nyerah aja, sakitkan aku injak" bujuk Sopan dengan masih menginjak tangan Gentar. Namun, Gentar masih kukuh pada pendiriannya.

"Nyerah gak?"

"Enggak!"

"Udah nyerah aja!" 

"Gue tank berjalan!"

Oke, Sopan mulai emosi sekarang. Dikeluarkannya kipas mahaguna miliknya dan menciptakan angin yang membuat pegangan Gentar terlepas.

"AAAAAAAAAAHHHHHHH"

Gentar sukses terjatuh dengan bunyi nyaring menghantam tanah. Sopan melihatnya datar dengan setengah wajahnya tertutupi kipas. Ia turun kebawah dan menyeret mayat(?) Gentar ke ruang kelas.

.

.

.

.

.



Solar tidak mengerti situasi sekarang. Ia melihat Fang tersungkur dihadapan Dark. Sementara Dark menatap Fang dengan dingin dan penuh amarah.

"Woi, lu ngapain!?" Seru Solar menghampiri keduanya.

Padahal ia baru saja kembali setelah mengantarkan Tok Aba kerumah untuk istirahat. Saat kembali ia malah melihat Fang yang tadinya membantu menjaga kedai babak belur oleh Dark yang entah sejak kapan ada disana.

"Aku dengar kau diculik jadi aku datang menyelamatkanmu." 

Ucapan Dark membuat Solar tersulut lalu meraih kerah si elemen petir gelap dan memakinya.

"Lo bodoh atau enggak sih, gue sehat gak diculik. Dapet info darimana lo!?" Ucap Solar dengan nada tinggi.

"Dari Kak Gamma, dia bilang kamu diculik paksa para Superhero" kata Dark.

"Idiot! Dia itu nipu lo tau gak! Dan dia juga udah nipu gue, dia bukan abang gue!" Teriak Solar.

"Apa?"


.

.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, Sopan sedang dalam perjalanan pulang dengan Gentar yang terus menggerutu. Yup, tidak ada luka sedikitpun ditubuh Gentar kecuali tanah kotor yang menempeli seragamnya. Tubuhnya memang tahan banting sayangnya tingkahnya tengil.

Walaupun terpaksa mengikuti ujian matematika dadakan, Gentar tetap mendapatkan nilai tinggi dikelas. Ia tidak bodoh matematika, hanya malas saja menggunakan otaknya membuat Sopan mencibir kalau otaknya hanya pajangan mengingat Gentar lebih suka nekat.

Mengabaikan setiap gerutuan anak kecil disampingnya, pandangan Sopan jatuh pada seorang pemuda berumur duapuluhan berperilaku mencurigakan. Ia tidak asing dengan pemuda tersebut karena seminggu yang lalu mempromosikan Universitasnya pada kelas Sopan dan Gentar.

Kak Gamma? Dia sedang apa disana?, batin Sopan curiga.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang