chapter 3

1.4K 151 13
                                    

Ice pov

Ini dimana?

Aku hanya terus berjalan ditanah kosong yang hancur disana-sini. Apa tempat ini bekas pertarungan?

Ku terus berjalan lurus tanpa tau arah tujuan. Lalu aku melihat bebatuan besar dari kejauhan. Tidak! Bukan itu yang menjadi pusat perhatianku, tapi ada sesuatu didekatnya.

Aku memutuskan untuk mendekat. Setelah kulihat dari dekat, ternyata itu seorang pemuda. What? How? Dan banyak lagi pertanyaan 5W+1H mengenai pemuda ini. Kalau ku bilang pemuda ini cukup aneh buatku. Topi apa yang dia pakai itu? Topi dino?

Saat sedang memperhatikan wajahnya, ia pun membuka kedua buah kelopak matanya. Mata kami bertemu, ia mengucapkan sesuatu yang tidak kumengerti namun membuatku entah mengapa sangat gelisah.

"t....Ng  ...g...   B.....ar....n.   .i.. L.....s  ...nd......i"






Ice..

Ice

Ice!

Ice!!

ICE WILSON!





Seketika aku terkejut dan bangun dari tidurku. Tunggu kantin? Dan kenapa mereka memandangku begitu?

"ice, are you okay? "ucap Blaze khawatir padaku. "yes"ucapku datar.

"kalo tidur tuh yang bener! Bikin susah aja, aku kan jadi harus nyeret kamu dari kelas"kata Blaze mengerucutkan bibirnya. Ia kira menggemaskan apa, jijik ia.

Aku yang malas melayani, akhirnya memutuskan melipat kedua tanganku dan menaruh kepalaku dikedua belah tangan. Aku memutar kembali memori tadi dan tanpa sadar termenung. Mimpi apa tadi? Kenapa rasanya benar-benar nyata?

"ice mau pesen apa? "ujar Ab-ah maksudku Gempa. "mie ayam sama es teh aja"ucapku. Gempa mengangguk dan berjalan ketempat ibu kantin untuk memesan makananku dan yang lain. Hais, dia itu terlalu baik sampai mau repot.

"hoi Es, lu tidur apa mati? Diseret Blaze dari kelas kekantin kok anteng aja? "seru Taufan sambil mengangkat sebelah alis.

"nama gue Ice bukan Es, Upin"kataku sambil melirik sinis.

"hoi nama gue Taufan, sejak kapan jadi Upin! "serunya tak terima

"ahahahahahaha cocok tuh. Nama panggilan elu kan Upan, berarti elu itu abangnya si tuyul Upin Ipin wkwkwkwk"kata Blaze meledek

"lagian elu dari Malaysiakan? Cocok jadinya Upin Ipin dan Upan"kata Rion menyetujui ucapan Blaze disusul tawa dari Blaze dan Thorn. Taufan hanya mencebikkan bibirnya.

"bentar lagi makanannya dateng,jadi tunggu aja"kata Gempa yang baru kembali dari memesan makanan dan duduk dikursinya

"huee... Gem mereka jahat ama Upan. Omelin dong Gem"tangis palsu Taufan entah mengapa membuatku jijik.

"eh emang kenapa? "tanya Gempa bingung. "masa Upan dibilang kembarannya Upin Ipin. Upan kan gak botak "kata Taufan lagi. Okay ini sangat lebay

"diemin aja Gem, caper dia"kataku sambil memejamkan mata.

"can't sleep in here"kata Blaze tegas.aku berdecak dan berusaha untuk tetap membuka kedua mataku.

Aku melihat semua temanku sedang bercanda gurau-Taufan dan Blaze yang lebih banyak bergurau sebenarnya. Teman? Padahal baru seminggu sekolah disini tapi....entah mengapa rasanya seperti sudah lama kenal . Aku yang jarang berinteraksi dengan orang lain selama ini dengan begitu mudahnya dan merasa nyaman bergaul dengan mereka.

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang