chapter 8

1.1K 123 8
                                    

Tangan itu bergerak lincah diatas keyboard. Matanya tak lekas dari layar komputer dihadapannya. Hari sudah sangat larut namun pria berkacamata ini masih sibuk dengan urusannya.

"Fang, kau tak penat? "tanya sang power sphera yang masih setia menunggu pria tersebut.

"sekejab lagi Ochobot. Kau rehatlah dulu"jawab Fang tanpa mengalihkan perhatiannya kepada ochobot.

"dapat pun"puas Fang setelah sejam lamanya berkutak-katik pada komputer.

Ochobot yang mendengar nya segera melayang mendekati Fang. "kau dapat ape? "

Fang mengalihkan perhatiannya kepada ochobot lalu tersenyum. "aku dah dapat maklumat pasal budak-budak tuh Ochobot "gembiranya.

Ochobot melihat kearah layar monitor dan melihat data mengenai 7 pemuda yang mereka temui tadi pagi.

"die orang berasal dari tempat yang berbeza? "kata Ochobot membaca tempat tinggal mereka dari lahir hingga sekarang. Segala hal tentang mereka bertujuh tertulis disana.

"tapi takde hubungan darah atau keturunan pun dari die orang nih"kata Ochobot lagi melihat tak adanya hubungan khusus dari ketujuh pemuda tersebut selain pertemanan.

Ochobot agak kecewa karena berharap mereka adalah tuannya yang telah tiada. Entah kenapa ia merasa sang tuan masih hidup di suatu tempat. Hal ini lah yang membuatnya percaya bila ketujuh pemuda yang ia temui tadi pagi adalah Boboiboy.

Kriet....

"korang belum tidur lagi? "kata tok aba melihat keduanya yang masih belum tidur.

"oh atok. Nih dah nak tidur lah"kata Fang.

"mesti korang rasa budak-budak tuh Boboiboy kan? "kata tok aba membuat mereka terdiam.

Tok Aba tersenyum sambil berkata "atok pun rase macam tuh mase jumpa dengan mereka. Tapi tetap je, Boboiboy dah takde. Ikhlas kan dia biar dia rehat dengan tenang"

Ada sedikit kesenduan di mata pria lanjut usia itu. Saat mendengar berita sang cucu gugur di pertarungan, ia mengalami syok berat hingga berakhir pingsan selama seharian. Sungguh berita itu sangat memukulnya mengingat sang cucu adalah seorang yang sangat berharga baginya.

Ia melihat ke sekeliling kamar yang ditempati oleh Fang ini. Ini adalah kamar Boboiboy dulu. Dibanding tak terpakai dan berdebu, lebih baik digunakan untuk Fang saja. Mungkin dengan begitu bayang-bayang Boboiboy dalam bilik ini agak memudar dari ingatan nya. Itulah isi pikiran Tok Aba.

"dah baik korang tidur sekarang. Atok masuk bilik dulu"kata Tok Aba mendorong kursi roda nya meninggalkan kamar sang cucu dengan raut sedih.















Pagi hari,

"guys, beli oleh-oleh yuk. Besok kita udah balik ke Indo lagi. Jadi kuy jalan-jalan sekalian beli oleh-oleh "kata Taufan antusias.

"ogah"tolak Ice menidurkan diri di sofa.

"hilih.... Elu mah kerjaannya molor mulu. Dasar kebo"balas Taufan mencibir. Ice terlihat tak peduli dan memilih memejamkan mata.

"kuy lah. Kapan lagi kalo bukan sekarang iya kan? "kata Blaze menyetujui. Thorn mengangguk antusias ingin berjalan-jalan.

"eh bentar, kita pesen tiket dulu buat besok. Soalnya kalo gak sekarang kita kehabisan tiket pesawat "kata Gempa menghentikan langkah TTM.

"santuy Gem. Lar pesenin tiketnya! "seru Taufan pada Solar yang sibuk live IG.

Solar berdecak,acara jumpa fans nya di IG di kacaukan oleh angin muson yang satu ini. "ck, 'rese amat sih jadi orang. Sabar ngapa!orang lagi live IG juga"gerutunya sebal.

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang