Chapter 16

601 130 16
                                    

Soundtrack:
indila - s.o.s
svrcina - hold on to me

~

Ezra tersentak bangun sambil berteriak. Avennya yang bertengger di pangkalan pojok berkaok-kaok menyambut teriakkannya. Dengan mata menyipit, Ezra mengamati sekitarnya dan menemukan dirinya sudah terbaring di atas kasur. Dia menunduk melihat kondisi kakinya yang telah diperban dalam keadaan bersih. Lalu menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.

"Akhirnya kau bangun, nak," kata Lily.

Sang gagak terbang melintasi ruangan dan mendarat di atas kasurnya. Burung itu berkaok lagi, kemudian mengigal maju mundur seperti sedang mengetes keempukan kasurnya. Ezra hanya melihatnya dengan tatapan letih.

"Tepatnya apa yang sedang kau lakukan itu?"

"Bukan apa-apa, iseng saja. Bagaimana perasaanmu? Kau tidak trauma untuk yang kedua kalinya kan?"

"Entahlah."

"Kakimu masih sakit kah?"

"Sekarang sih tidak. Sepertinya Hansel telah memberiku obat bius."

"Ah, kau langsung tahu ya kalau temanmu yang menolongmu."

"Tentu saja, memangnya siapa lagi yang bisa masuk ke sarangku tanpa melalui pintu?"

"Kau tahu, semalam temanmu itu aneh sekali."

"Aneh bagaimana?"

"Kuceritakan dulu kejadian selama kau pingsan. Kau terlihat mengenaskan sekali waktu itu sampai aku berpikir bahwa itu adalah saat-saat terakhir dari riwayat hidup kita. Tak ada yang bisa kulakukan untuk menolongmu selain hanya memanjatkan doa-doa dan mengharapkan adanya keajaiban. Syukurlah keajaiban itu akhirnya datang. Hansel muncul untuk memberikan pertolongan. Awalnya tak ada yang aneh karena dia cuma bertindak sigap untuk menangani lukamu. Dia merawatmu dengan sangat baik dan tampak tahu dengan apa yang dilakukannya. Baru setelah semuanya selesai, dia mulai menggumamkan kata-kata yang tak bisa kumengerti sambil menjambak-jambak rambutnya sendiri seperti orang stres. Selepas itu dia mendadak kolaps dan kepalanya terjatuh tepat di atas perutmu. Awalnya kukira dia pingsan, pas diperiksa eh ternyata anak itu masih sadar. Matanya pun terbuka lebar tapi dia hanya diam saja seperti sedang melamun. Kutunggu beberapa saat dia mulai terkantuk-kantuk dan akhirnya malah tertidur. Ya, dia benar-benar tertidur dengan menjadikan perutmu sebagai bantal selama beberapa saat, sebelum akhirnya bangun dan langsung kembali ke sarangnya. Dia sempat menyampaikan permintaan maaf padaku karena sudah tertidur sembarangan."

"Hmm... itu sangat mengkhawatirkan. Aku tidak yakin dengan apa yang terjadi padanya. Apa mungkin masih berhubungan dengan gejala penyakit kejangnya itu ya? Aku harus mendatanginya lagi kalau begitu. Takutnya dia kumat lagi."

"Ya ampun, ini ceritanya orang sakit merawat orang sakit lainnya," komentar Lily.

"Mau bagaimana lagi?" Ezra mengesah. "Untuk saat ini kami memang cuma bisa mengandalkan satu sama lain."

Pandangan Ezra kabur sesaat ketika dia bangkit dari pembaringannya. Dia segera meminum ramuan pemulih energi yang dikeluarkannya dari ruang hampa untuk meredakan gejala anemianya. Kemudian dia berupaya untuk menggerakkan kaki kanannya, tapi rasa nyeri yang tajam langsung menghentikannya.

"Aduh! efek biusnya sepertinya sudah hilang," Ezra menggerutu sambil mengurut-urut kakinya.

"Jangan memaksakan diri. Mungkin Hansel baik-baik saja sekarang."

The Secret of Aviarim DomeWhere stories live. Discover now