Chapter 18

626 128 38
                                    

Sekilas info:

Eye flashing sama dengan eye pinning.

Soundtrack: panic at the disco - death of a bachelor

~

Kalau terus-terusan seperti ini, Ezra berharap lubang cacing akan terbuka di bawah kakinya dan menyedotnya hidup-hidup. Di saat dia sedang antre untuk pengambilan tiket kernel, para pekerja dari departemen lain berdatangan untuk melihatnya. Mereka berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk ke arahnya, sebagian ada yang memberinya tatapan prihatin dan sebagian lagi tampak menghakiminya tanpa tahu yang sebenarnya. Ezra berpura-pura sibuk membersihkan kukunya, tak menghiraukan kasak-kusuk mereka. Sementara teman satu departemennya sudah tidak mengganggunya lagi karena seharian ini mereka telah memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan di sela-sela melakukan pekerjaan.

Pagi tadi Ezra masih aman karena dia berangkat pagi-pagi sekali, tapi mulai sekarang dia sudah tidak bisa lagi menghindari tatapan-tatapan penasaran dari orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Semuanya gara-gara rompi kuning cerah yang wajib dikenakannya selama masa hukumannya berlangsung sehingga siapa saja bisa tahu bahwa dirinya adalah warga yang tidak disiplin.

Tak hanya menanggung siksaan yang menyakitkan, ternyata dia juga harus menanggung rasa malu akibat dijadikan contoh buruk bagi masyarakat dengan membuatnya berpenampilan mencolok dalam balutan rompi spesial yang menyilaukan mata.

Orang-orang yang memiliki kesalahan di Arweda memang selalu dipertontonkan dan dipermalukan seperti itu. Tujuannya supaya masyarakat tahu bahwa konsekuensi bagi pelanggar aturan dan pelaku kriminal sangatlah buruk sehingga tak ada lagi yang berani coba-coba untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, dipermalukan di depan umum merupakan cara yang paling efektif untuk membuat si pelanggar jera daripada hanya ditahan di penjara karena dampaknya akan langsung mengena ke psikologis mereka. Ezra jadi kepikiran Hansel, semoga temannya itu baik-baik saja di sana.

Sialnya lagi, masa hukuman mereka bertepatan dengan akhir pekan dan hari libur, yang berarti akan memperpanjang durasi hukuman serta menambah jumlah saksi yang akan menonton mereka karena seyogianya itu waktunya orang jalan-jalan keluar. Bangsa avian sangat suka sekali kalau liburannya dihabiskan di luar sarang, jadi jangan harap jalanan nanti akan sepi.

Bagus sekali! Sangat menepati pesan dari sang master untuk tidak mengundang perhatian orang-orang. Kalau Tuan Moishe sampai tahu dari layar pantauannya, mereka pasti akan dimarahi habis-habisan setelah ini.

Ezra menoleh saat pundaknya dicolek, di belakangnya Nikolai menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah depan seraya berkata. "Maju."

"Oh, siap," Ezra lalu tersaruk maju dengan bantuan tongkat kruknya. Kakinya tentu saja masih belum sembuh. Kemarin malam dia langsung mendapatkan jahitan dari dokter di klinik griya setelah dibebaskan dari penguncian. Lukanya memang lebih parah dari perkiraannya, sampai ramuan penyembuh ajaib yang dimilikinya pun tidak bisa menutup lukanya. Namun, upaya Hansel tidaklah sia-sia karena tindakannya telah membantu menghentikan pendarahannya lebih cepat dan dapat mencegah terjadinya infeksi.

Ezra melangkah menghampiri sang mandor yang sedang mengamati kaki pincangnya dengan kepala tergeleng-geleng.

"Beruntung kau tidak sampai kehilangan kakimu," kata si mandor. "Jangan main-main sama nokturnal. Mereka memang kelihatannya sabar, tapi sebenarnya mereka itu sadis. Kalau kadung memburu suka sekali memenggal kepala mangsa. Dan kau tahu, para nokturnal itu benci sekali dengan avian gagak sepertimu."

The Secret of Aviarim DomeWhere stories live. Discover now