Chapter 21

823 134 70
                                    

Soundtrack: ivan torrent- the edge of consciousness

~

Hari baru tengah merekah di pertengahan bulan Oktober yang cerah. Sayangnya saat itu adalah hari Senin yang bukan merupakan hari favorit semua orang. Senin memiliki sisi kesuraman tersendiri. Butuh usaha lebih untuk melepaskan nikmatnya ketidaksibukan di hari Sabtu untuk kembali kepada hari kerja yang menjemukan. Ezra yang kemarin tak bisa menikmati hari libur karena diisi dengan kegiatan mengelilingi pasar loak dan memulung barang-barang rongsokan, jelas merasa sekarat. Energinya seperti habis dihisap vampir psikis sampai tak ada yang tersisa.

Perlu tunjangan dari minyak gosok dan pijatan tangan Hansel, pikir Ezra. Dia meregangkan lengannya ke atas kepala, menguap, lalu berkutat kembali pada akar-akar tanaman herbal yang bertumpuk-tumpuk di mejanya.

"Aduh, aku masih terbayang-bayang," keluh Nikolai. "Bagaimana nasibku nanti malam? Ezra, temani aku tidur malam ini dong. Aku tidak berani tidur sendirian."

"Mana bisa," kata Ezra. "Aku yang punya tujuan mulia untuk menemani teman yang sakit saja oleh-olehnya kaki pincang. Apalagi kalau cuma menemanimu tidur tanpa alasan yang jelas, bisa hilang kedua kakiku."

"Lagi pula ada-ada saja kau ini, Nikolai," timpal Jihan keki. "Minta ditemani kok sama Ezra. Dia baru saja mengalami peristiwa menyakitkan yang berkaitan dengan aturan jam malam dan mungkin sekarang masih trauma. Empatimu itu ditaruh mana sih?"

"Oh, iya. Maaf maaf," Nikolai mengusuk-usuk lengan Ezra dan menggasak-gasak kepalanya sendiri. Lalu dia melepaskan kacamata bundarnya, menampakkan wajahnya yang kusut seperti tidak tidur berhari-hari. "Aku sedang kacau. Penampakan mayat di luar jendelaku terus-terusan terulang di kepala. Pasti nanti aku tidak bisa tidur semalaman."

Kasus pembunuh tak terlihat semakin ganas di distrik Sommertera. Hampir setiap hari selalu ada korban yang jatuh. Kadang dalam sehari ada dua sampai tiga korban yang ditemukan. Pembunuh tak terlihat yang ada di distrik Sommertera ini terkesan lebih rakus daripada pembunuh di distrik lainnya. Seolah ia sedang mengejar ketertinggalan dari yang lainnya. Awalnya teman-teman Ezra banyak yang tidak percaya dengan berita tentang pembunuh tak terlihat yang telah masuk ke distrik mereka. Sampai ada kasus terbaru yang terjadi di dekat sarang Nikolai, tepatnya di luar jendelanya.

Nikolai bercerita, kemarin dia tiba-tiba terbangun di tengah malam hanya untuk menemukan penampakan mengerikan yang menggantung di luar jendelanya. Saking horornya, dia sampai berteriak-teriak histeris dan mengundang para raptor nokturnal untuk masuk ke sarangnya. Itu membuat pengalamannya menjadi dua kali lipat lebih horor dari yang seharusnya. Sehingga akhirnya Nikolai pun pingsan dan tidak mengetahui kejadian selanjutnya.

Meski Nikolai cuma melihatnya sekilas, penampakan horor itu terpatri jelas dalam ingatannya. Dia mendeskripsikan bagaimana mayat wanita itu terjuntai dan berayun-ayun menghantam kaca jendelanya karena tertiup angin kencang di ketinggian lantai dua puluh. Lehernya terlilit oleh kabel listrik dan lidahnya terjulur keluar. Nikolai mulanya mengira bahwa dia mati karena gantung diri. Ternyata setelah diperiksa oleh penyelidik, mayat tersebut memiliki luka dada yang sama persis dengan hasil karya kejahatan pembunuh tak terlihat.

"Beli boneka besar saja untuk menemanimu tidur," usul Kohanna.

"Malah seperti tidur dengan mayat," kata Nikolai.

"Kalau begitu beli racun tidur saja. Biar langsung ketiduran," kata Jihan.

"Maksudmu obat tidur?" tanya Nikolai.

The Secret of Aviarim DomeWhere stories live. Discover now