Chapter 27

900 126 185
                                    

Playlist:
Ava max - Kings & Queens (slow+reverb version biar epic)
Eurielle - burning cold

~
Ezra sempat kebingungan dengan pertanyaan Hansel sebelum akhirnya menyadari pipinya ternyata basah oleh air mata. Ezra pun segera menghapusnya dengan punggung tangan. Memang apa yang ditangisinya? Dia benar-benar bingung.

Ezra lalu tertawa garing. "Aku tidak sedih, kok. Aku ini sedang menangis bahagia. Kau tidak akan percaya dengan apa yang baru saja kutemukan, Hansel," ujarnya menggebu-gebu sambil meremas-remas tangan Hansel.

"Apa yang kau temukan?"

Ezra mengeluarkan bulu phoenix dari saku tunik dan menunjukkannya ke Hansel. Energi magis yang sangat positif langsung bisa dirasakan oleh keduanya. Hansel meneliti bulu itu dengan saksama, dan kemudian senyumnya merekah. Tanpa dijelaskan, dia bisa langsung memahaminya. Hansel tahu kalau itu adalah bulu burung phoenix yang terkenal akan kesuciannya itu.

"Ini kiriman baru dari S.O. Ternyata dia mengirimiku hadiah-hadiah ini karena ingin mengajakku bergabung ke dalam kelompoknya." Suara Ezra lalu berubah menjadi bisikan. "Kelompok yang dimaksud adalah kelompok pemberontak. Mereka memiliki tujuan untuk mengungkap kebenaran tentang phoenix dan kebusukan pemerintah. Jadi, tentu saja aku langsung menerima ajakan mereka."

Hansel menangkap keanehan dari ceritanya. "Bagaimana dia bisa tahu tentang dirimu?"

"Mungkin mereka sudah memantauku sejak aku mendapatkan hukuman arbitrer. Mereka pasti berpikir bahwa orang-orang yang mendapat hukuman tidak adil adalah target yang cocok untuk dijadikan anggota."

"Kenapa aku tidak direkrut juga?"

"Itu juga yang kubingungkan. Barangkali karena hukumanmu tidak seberapa parah. Jadi mereka menganggap bahwa kau tidak ada motivasi kuat untuk balas dendam dan melakukan pemberontakan kepada pemerintah. Mereka mungkin hanya mengumpulkan orang-orang yang benar-benar sakit hati dengan pemerintah."

"Masuk akal juga," Hansel manggut-manggut. "Jadi, S.O tahu mengenai keberadaan phoenix?"

"Aku malah mencurigai S.O itu phoenix. Sebenarnya aku sudah tahu namanya, tapi aku tidak boleh menyebutkannya pada orang lain. Katanya itu pantangan bagi anggota. Seperti yang kita tahu, nama asli dan wajah sang phoenix tidak pernah diungkapkan ke publik. Bahkan kita tidak tahu beliau itu sebenarnya laki-laki atau perempuan. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengetahuinya. Barangkali hal tersebut disebabkan oleh adanya larangan semacam itu."

"Master sudah mengatakan bahwa sang phoenix tidak mungkin dalam keadaan baik-baik saja. Kalau tidak sekarat, ya dalam keadaan sakit keras atau koma. Mungkin S.O ini semacam orang kepercayaan beliau."

"Bisa jadi. Sebenarnya kita tidak perlu risau mengenai itu karena S.O nanti akan menemuiku secara pribadi untuk menjelaskan semuanya. Cepat atau lambat kita pasti akan tahu keberadaan phoenix. Akhirnya, tidak lama lagi kita bisa kembali ke dunia asal. Aku tidak sabar ingin pulang. Tapi di sisi lain, aku juga merasa sedih karena harus meninggalkan teman-teman avian dan negeri yang indah ini."

"Sama, aku juga," kata Hansel. "Kita pasti akan sangat merindukan tempat ini. Oh ya, katamu kau tinggal di apartemen kecil yang mau digusur kan? Kalau nanti kita sudah kembali, mending kau pindah saja ke rumahku."

"Ah, tidak usah. Aku tidak ingin merepotkan keluargamu."

"Aku sudah tidak tinggal bersama orang tuaku. Aku ada rumah sendiri, dan kau tidak perlu membayar uang sewa sepeser pun. Kau itu sudah seperti saudara kandung bagiku. Hanya kau satu-satunya orang yang peduli padaku di dunia ini. Aku tidak ingin kita terpisah setelah misi selesai."

The Secret of Aviarim DomeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin