Bag 08. Useless

7.6K 575 35
                                    

Capek gak sih? Punya hidup datar aja, butuh tantangan- Harvey dua tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Capek gak sih? Punya hidup datar aja, butuh tantangan- Harvey dua tahun lalu.

•••

Malam hari di markas, mereka semua berunding untuk melakukan penyerangan ke Gandhy, yang telah mengadu domba dua anak motor yang tidak pernah akur. Padahal mereka sudah jarang terlibat perkelahian sejak Jagad meninggal, tapi dengan remehnya Gandhy menciptakan api yang membuat baranya semakin besar.

Harvey, sebagai ketua Dandelion merasa pusing dengan strategi yang harus mereka lakukan.

"Anak-anak Baewon kalau gak di kasih pelajaran, gak akan pernah mau ngalah, dan akan selalu besar kepala." Jaxen menyimpulkan.

"Sa, kapan waktu yang tepat untuk nyerang mereka?" tanya Harvey pada Aksa, sang wakil dan satu-satunya yang berpikir santai.

Semua mata fokus memandang Aksa, menunggu jawabannya, harga diri mereka terlanjur di permalukan oleh anak-anak Baewon dan mereka harus menyelesaikan masalah itu dengan cepat.

"Jangan sekarang, kelas gue lagi penuh jadwal," jawab Aksa.

Spontan semua langsung menghela napas kasar, cukup dimaklumi karena sebagai mahasiswa jadwal kuliah datang kapan saja.

"Gue juga sih, lagian kita masih pada bonyok," tukas Jake, memperhatikan teman-temannya yang hampir setengahnya punya wajah babak belur.

"Intinya, sebelum kita nyerang mereka, cari tahu dulu tujuan mereka ngadu domba kita," timpal Jeremy. "Gue yakin mereka sengaja," lanjutnya dengan sorot matanya tajam mengintimidasi.

Harvey hanya diam, bukan hal mudah menjadi ketua karena harus memberi instruksi dan keputusan.

"Har, gue balik dulu, ada panggilan mendadak," ucap Janu mengakhiri.

Harvey hanya membalas dengan menaikkan satu alisnya, sementara itu Janu langsung bertolak dari markas. Meski bergabung menjadi bagian dari Dandelion, tak membuat semangat Janu untuk mencapai nilai tinggi pupus, sebisa mungkin dia selalu menyempatkan diri pulang lebih awal.

"Shit!" pekik Jeremy.

Lantas semua mata langsung kompak memandang ke sumber suara.

"Gue pulang dulu, cewek gue minta dijemput," ucapnya memberi kabar, lalu bertolak dari markas meski Harvey belum memberinya izin. Tapi, bukan masalah besar sebab Jeremy sudah biasa keluar masuk markas sesuka hatinya.

"Ada yang mau pulang, lagi?" tanya Harvey.

Semua langsung terdiam, rencana ingin pulang langsung Jake tarik ketika melihat ekspresi Harvey yang sangat mengerikan.

Brak

Semua tersentak kaget dibuatnya, secara tiba-tiba Harvey menggebrak meja.

"Gak akan gue biarin Gandhy nginjak harga diri kita! Malam Minggu kita serang markasnya, gue gak butuh pendapat kalian, dan semua harus datang!" ucapnya dengan lantang.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang