Bag 38. Just you

3.1K 248 43
                                    

Malam ini semua orang tengah berkumpul di markas seperti pada umumnya, mereka bercerita sesekali dengan iringan suara tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini semua orang tengah berkumpul di markas seperti pada umumnya, mereka bercerita sesekali dengan iringan suara tawa. Sejak delapan bulan ditinggal Harvey, jujur mereka semua rindu dan baru ini sama-sama punya jadwal yang sama untuk berkumpul kembali.

Jay dan Jake, dua manusia super sibuk itu bahkan menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama mereka.

"Jadi, selama gue di NTT kalian ngga ada yang balapan lagi?" tanya Harvey penasaran.

"Iya." Aksa mengangguk sambil membuang sisa abu dari ujung rokoknya. "Sejak lo hampir mati waktu itu, kita semua sepakat buat ngga balapan lagi."

"Lebih ke takut kalah sih, soalnya 'kan lo yang selalu menang lawan curut-curut sampah itu," tukas Jay sambil membuka kulit kuaci dengan tingkat fokusnya yang tak diragukan lagi.

"Udah ngga kehitung jumlahnya, anak-anak Baewon ngajakin tanding," lanjut Jake.

"Hebat juga kalian, emang sohib banget dah sama gue!" seru Harvey dengan bangganya.

"Bangsat! Malah kepedean ini anak!" gerutu Jaxen tak terima.

Mereka dengan kompak terkekeh pelan karena ucapan Jaxen, waktu seperti inilah yang paling menyenangkan dari yang namanya berkumpul. Semua sibuk bercerita dengan selingan suara tawa, jauh dari kata alat komunikasi yang dapat merusak suasana.

"Har, tumben banget lo bawa mobil?" tanya Aksa heran.

Harvey memalingkan wajahnya dan menatap lelaki sejenak, lalu kembali pada layar handphone-nya untuk membalas pesan dari Cleobee.

"Kata Lalita supaya gue ngga balapan lagi, kendaraan gue diganti jadi mobil," jawabnya.

"Anjing! Motor lo aja masih ada di apartemen," tukas Jaxen.

"Ya itulah Lalita, gampang percaya sama gue hahahh!"

"Tapi, kita bukannya udah ngga pernah balapan lagi, seharusnya si Lalita ngga perlu khawatir sama lo." Jeremy menyahuti.

"Iya. Kita ngga akan balapan lagi, tapi Dandelion masih jadi identitas kita. Dandelion itu lambang keberanian dan optimisme, jadi kalau Baewon buat masalah kita ngga harus diam, tetap harus dilawan!" cerita Aksa.

"Dan's The lion, kalau bukan karena ilmu lo tentang tanaman mungkin identitas kita bakal terdengar norak hahahh!" timpal Jake.

Sedikit cerita, awal mula pembentukan nama mereka berasal dari kata gan's dan singa, karena sedikit norak Aksa menyarankan Dandelion, yang punya banyak makna. Mereka semua setuju, dan menjadikan nama bunga itu sebagai identitas.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang