Bag 24. Road to fest

5.5K 445 29
                                    

Sesuai ucapan Hikaru tadi siang, mereka semua berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan perihal festival sekolah yang akan diadakan sebentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai ucapan Hikaru tadi siang, mereka semua berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan perihal festival sekolah yang akan diadakan sebentar lagi. Winona, awalnya menolak tapi berkat cemooh Bahiyyih dia terpaksa mengikuti mereka. Membuat suasana di antara mereka hening tanpa suara, karena sebelumnya sempat terlibat perkelahian.

"Jadi gimana, nih? Kelas kita mau buat rumah hantu atau kafe kiyowo?" tanya Hikaru.

Semua tak bergeming pada pertanyaan Hikaru, apalagi untuk manusia seperti Jaxen dan Harvey yang tidak pernah terlibat acara seperti ini. Berbeda dengan Janu, yang mana dia memang mantan ketua OSIS.

"Rumah hantu menurut gue paling sederhana, kalau kafe kiyowo, emangnya ada yang bisa masak atau buat cake?" timpal Janu.

"Gue setuju, kafe kiyowo pernah dipakai sama senior tahun lalu," tukas Olyvies.

Bahiyyih menjentikkan jarinya, setuju dengan ucapan Olyvies. "Dan ... Rumah hantu lebih menantang adrenalin, apalagi acaranya 'kan sampai malam."

"Acaranya kapan?" tanya Jaxen.

"Dari surat edaran katanya sih bulan depan tanggal 15," jawab Olyvies.

"Dua Minggu lagi dong," tukas Harvey.

"Nah! Karena itu gue ngumpulin kalian supaya kelas kita gak ketinggalan ide, kelas lain udah beli properti tinggal ngehias. Kelas kita belum ada apa-apanya," jelas Hikaru, dia memang bukan ketua kelas tapi paling kritis tentang acara-acara seperti itu.

"Maaf ... Gue beneran lupa soal acara itu," ucap Cleobee merasa bersalah.

"Ehh, ketuanya 'kan aku, jadi aku yang salah." Harvey ikut merasa bersalah.

Sikap mereka berdua kembali membuat semuanya menghela napas, memang paling susah jika ada pasangan dalam sebuah grub.

"Har, profesional!" tegur Cleobee dengan sengaja, dia tidak ingin teman-temannya memarahinya lagi.

Harvey hanya tersenyum singkat, lalu memalingkan wajahnya memperhatikan setiap wajah satu persatu. Semua terlihat diam menunggu keputusannya, salah satunya Winona yang diam tak bersuara sejak mereka datang.

"Win, lo ada ide?" tanya Harvey.

Winona mengerjap kaget karena pertanyaan itu, matanya mendelik dengan wajah yang datar menatap lelaki itu. Meski yang bertanya Harvey, dia tetap malas menjawabnya, karena tujuannya ke sini untuk absen wajah bukan berdiskusi.

"Terserah," balasnya ketus.

Semua orang mendelik kaget mendengar ucapan Winona, tidak biasanya dia bicara ketus pada Harvey. Tapi, berbeda dengan lelaki itu yang senang dan tersenyum singkat.

"Oke, kita buat rumah hantu ... Liv, sebagai bendahara kelas gue minta mulai besok lo minta uang kas untuk dananya," ucapnya.

"Aman!" balas Olyvies sambil menunjukkan ibu jarinya.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang