Bag 56. In time

2.1K 187 29
                                    

Hari terus berlalu hingga tanpa sadar ujian tengah semester hampir di depan mata, semua orang menyibukkan diri dengan belajar bersama, adapun yang bermalas-malasan atau belajar ketika ujian tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari terus berlalu hingga tanpa sadar ujian tengah semester hampir di depan mata, semua orang menyibukkan diri dengan belajar bersama, adapun yang bermalas-malasan atau belajar ketika ujian tiba. Terkadang, dunia perkuliahan tidak sama seperti sekolah menengah kebanyakan, banyak Dosen yang tidak peduli jika mahasiswanya enggan belajar. Apa yang mereka tanam itulah yang mereka tuai, oleh karena itu jangan bermalas-malasan.

Hal itu juga berlaku bagi lelaki malas seperti Harvey, sejak berkencan dengan Cleobee, dia mendapat pengaruh baik yang mana menjadi rajin belajar.

"Satu Minggu lagi kita ujian, kamu udah belajar rangkuman yang kamu tulis, 'kan?" tanya Cleobee.

Saat ini mereka sedang berada di area kafe terbuka yang tak jauh dari kampus, menyantap makanan atau sekedar mengobrol.

"Hm, udah, Ay. Kamu tenang aja, semua mata kuliah udah aku catat di buku kecil ini," balas Harvey seraya membanting pelan buku kecil rangkuman mata kuliahnya.

Cleobee senyum sumringah karena tanggapannya. "Kuliah itu beda sama SMA, kalau kamu malas belajar, bolos pelajaran, ngga ikut praktikum, Dosen mana peduli."

"Iya. Emangnya selama ini siapa yang sering bolos kuliah?"

Cleobee memutar kepalanya sambil memberikan lirikan sinisnya, baru saja lelaki itu menyindir dirinya karena beberapa kali absen kuliah karena kesibukannya dalam berorganisasi.

"Dengar ya, Ay. Organisasi itu emang baik untuk menambah relasi dan validasi, tapi harus ingat waktu karena yang namanya kehadiran kuliah itu juga penting."

Cleobee mendengkus kesal, tapi yang dikatakan lelaki itu memang benar, bisa dihitung dalam satu Minggu dia absen dalam kuliah. "Kita 'kan masih maba, wajar dong kalau aktif organisasi."

"Tetap ingat waktu!"

Cleobee tak bisa berhenti tersenyum karena perhatian kecil itu, wajahnya terus tersipu malu dengan senyuman yang merekah.

"Kenapa sih senyum-senyum gitu?" tanya Harvey heran.

"Heran deh, cowok berandalan ini bisa manis juga."

Harvey tersenyum dengan lirikan sinisnya. "Cium dulu dong!" ucapnya sambil menunjuk wajahnya dengan jari.

Cleobee tersenyum manis, kemudian mengecup singkat wajah itu. "Benar kata Oliv, kalau belajar sama kamu mana bisa fokus."

"Bilang aja salting," celetuknya heran.

Harvey merogoh tangannya ke dalam tas hendak mengambil buku, tapi betapa kagetnya dia ketika sebungkus kokain dan ganja ada di dalamnya. Matanya terbuka lebar melihat benda itu, panik membuat pikirannya tak seimbang sehingga dia langsung bertolak meninggalkan Cleobee.

"Sayang! Mau ke mana?" seru Cleobee heran.

Harvey benar-benar kacau, memikirkan dua benda itu ada di dalam tasnya. Dia tak ingin Cleobee tahu, takut kehilangan kepercayaan lagi pada dirinya. Dia syok, tapi bingung menangani masalahnya, tanpa sadar dia linglung ditengah lapangan parkir.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang