Bag 10. Almost half

7K 613 76
                                    

Malam ini bukanlah waktunya Harvey belajar bersama Cleobee, oleh karenanya dia nekat berkumpul bersama teman-temannya sekedar melepas penat dan berbagi cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini bukanlah waktunya Harvey belajar bersama Cleobee, oleh karenanya dia nekat berkumpul bersama teman-temannya sekedar melepas penat dan berbagi cerita. Selain markas, tempat yang biasa mereka kunjungi adalah sebuah klub malam yang tidak membatasi siapapun masuk ke dalamnya.

Seperti kebanyakan klub, semua orang menari di bawah cahaya warna warni dan alunan musik yang menggema di telinga. Dengan segelas bir dingin di genggaman, semua terlihat ceria bercerita dengan iringan suara tawa, kecuali Jake dan Jay sebab mereka asik menari bersama lainnya.

"Gue temenan sama kalian juga masih butuh pengawasan kali, bahaya juga kalau sampai ikut-ikutan Jeremy." Jaxen memulai cerita.

"Makanya itu, fokuslah belajar haha." Janu menanggapi.

"Hm, sesekali gak masalah," tukas Jeremy.

"Jangan, nanti lo kecanduan," timpal Harvey.

"Benar!" timpal Jaxen.

"Tapi serius deh, jangan mabuk di sekolah, lo boleh goblok tapi pakai akal." Aksa menasihati Harvey setelah mendengar cerita bahwa lelaki itu nekat menegak pil di sekolah.

Lelaki yang sedang dinasihati itu, terlihat tak peduli dan asik dengan dunianya sendiri.

"Jangan lo kasih tahu, gak akan mempan." Jaxen menyahuti.

Aksa, lelaki itu hanya melirik sinis kearah Harvey lalu mengabaikannya sebab dia sendiri pun lelah memberi nasihat pada manusia itu. Bahkan ucapannya tak didengar, alias memantul dari telinga kanan.

"Oi, Har," panggil Jeremy, terlihat lelaki itu langsung memalingkan wajahnya memandang lelaki itu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gue rasa yang paling lo butuhin adalah wanita, untuk ngalihin perhatian lo ke obat-obatan itu."  Jeremy menjawab.

"Udah gue bilang, gak ada yang lebih candu dari kokain dan ekstasi." Harvey selalu membuat teman-temannya menepuk jidat setiap balasannya.

"Emangnya lo gak takut overdosis?" tanya Janu penasaran.

Harvey menghela napas, menuang serbuk putih di atas meja, tanpa menanggapi pertanyaan Janu dia menghirup serbuk itu hingga habis. Ia menggelengkan kepalanya cepat lalu menekan-nekan hidungnya untuk menetralkan kokain yang baru ia hirup.

Lainnya pun kembali tepuk jidat, kecuali Jeremy sebab dia lah orang pertama yang mengenalkan Harvey pada obat-obatan itu.

"Selagi gue cuma kecanduan sama dua benda ini, gak akan buat gue overdosis," jawabnya.

"Sama aja, kalau keseringan!" seru Janu.

"Sekali-kali lo harus coba Marijuana," tukas Jeremy dengan seringai tajamnya.

Pletak- Aksa sengaja menyentil kening Jeremy karena ucapannya yang sangat menyesatkan.

"Kayaknya memang yang lo butuhin sekarang adalah cewek, sejak lo pacaran sama Yuna, gue lihat lo bisa nahannya." Jaxen masuk dalam obrolan itu, sebagai teman dekat dia sangat mengenalnya.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang