Bag 25. Second attack

5.1K 437 34
                                    

Dengan mulut yang fokus mengunyah permen karet, Harvey memimpin perjalanan menuju markas Baewon untuk melakukan pembalasan kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan mulut yang fokus mengunyah permen karet, Harvey memimpin perjalanan menuju markas Baewon untuk melakukan pembalasan kedua. Punya misi yang sama, dua geng yang tidak pernah akur, setuju bekerja sama untuk menyerang Baewon.

Semua motor berhenti tepat di sebuah bangunan yang diyakini sebagai markas Baewon, mereka kompak melepas helm. Tapi, siapa sangka kalau kedatangan mereka justru disambut baik oleh Gandhy dan anak buahnya.

Prok prok prok

Semua orang kompak menatap heran, lelaki licik itu bertepuk tangan dengan senyuman lebar yang terukir dari mulutnya.

"Hebat! Kumpulan manusia pengecut membuat geng baru," cemooh Gandhy.

"Bangsat!" pekik Hanan kesal, lalu turun dari motornya menghampiri Gandhy. "Lo diam aja nyet, jangan lo kira gue gak tahu kalau lo udah bunuh Jagad!"

"Woops!" oceh Gandhy sambil menjauhkan jaraknya dari lelaki pemarah itu. "Dapat dari mana cerita itu, dia memang bunuh diri."

Hanan menyeringai dengan tatapan matanya yang tajam, lelaki itu setiap kali bicara hanya kemunafikan yang keluar dari mulutnya. Hanan sampai hapal dan bosan mendengar ocehan tidak jelasnya. Baik dulu maupun sekarang, lelaki licik itu masih sama.

"Serahin diri lo ke polisi, atau gue sebar video ini!" ancam Hanan sambil memutar rekaman CCTV di hadapan Gandhy.

Lelaki licik itu menyeringai tajam. "Kalau dilihat gue memang ada di lokasi kejadian, tapi dia loncat sendiri, bukan dibunuh."

Sebelum semua rencana berjalan tidak seperti seharusnya, Harvey dan lainnya kompak turun dari motor untuk menghampiri Hanan. Sekarang, dia yang akan ambil alih dalam urusan itu.

"Dia memang loncat sendiri, tapi lo yang udah mempengaruhi otaknya supaya loncat," ucap Harvey.

Siapa sangka, kalau ucapan lelaki tampan itu berhasil membuat Gandhy tak berkutik dengan wajah datarnya. Tapi, lambat laun mulai menunjukkan reaksi waspada.

Harvey tersenyum puas melihat reaksinya. "Sama seperti yang lo lakuin ke gue."

"Lo udah terpojok Gan, mending serahin diri ke polisi," ucap Aksa.

"Gue ke sini bukan untuk berantem," timpal Harvey.

Gandhy terpojok, dia mulai menunjukkan reaksi panik dan berjalan mundur menjauhi mereka, sambil menggeleng pelan. Tak lama, dia berhenti lalu memandang wajah itu satu persatu, dan tertawa puas tanpa sebab.

Perilaku anehnya, semakin membuat orang-orang yakin kalau Gandhy memang sedikit gila.

"Lo emang gak bunuh Jagad secara langsung, tapi lo bunuh dia pakai lisan lo yang tajam." Harvey semakin memojokkan lelaki licik itu untuk bicara jujur.

Gandhy berhenti tertawa, bukan maksud membunuh Jagad dia hanya membantu lelaki sengsara itu keluar dari masalahnya.

"Mati ... Semua masalah lo langsung hilang," ucap Gandhy pelan.

Harvey : Help Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang