01. Rencana

178 18 0
                                    

🖤HALOOO🖤

ADA YANG NUNGGUIN ALEXSANDRIA UPDATE?

Saya tau kalian zomblo? iya?
Jadi, saya update malming buat kalian semua✨

FOLLOW, VOTE AND COMMENT

.
.
.

HAPPY READING


M

alam hari yang di sinari cahaya rembulan terlihat seorang gadis tengah rebahan santai di kasur dengan para boneka boba. Dia Sandria Prisca Winata, biasa di panggil Sandria atau Ica.

Kamar dengan nuansa klasik serba coklat muda itu, membuat siapapun pasti nyaman, termasuk Sandria. Dekorasi yang elegan dan nyaman di pandang menambah kesan aesthetic. Terdapat beberapa poster dan foto-foto lelaki yang ia sukai. Meja belajar dengan buku yang tertata rapi, lampu belajar, dan juga laptop yang tergeletak di atas meja mengalihkan atensi Sandria yang sedang memikirkan seseorang.

Diri nya bangkit dari kasur dan langsung mendudukan diri di kursi. Mengambil laptop dan membuka nya, tak lupa ia langsung menyalakan nya.

Baru saja laptop menyala dan ia akan menonton drakor kecintaan nya namun ia urungkan karena terdengar suara teriakan dari lantai bawah.

​"Barra, Sandria sini turun Nak! Bapak sama Ibu mau bilang sesuatu!" teriak Haris--bapak dengan suara menggelegar.

"Iya Pa," jawab Sandria dengan suara pelan.

Sandria menutup laptop nya dan keluar dari kamar nya dengan memikirkan ucapan bapak nya, sesuatu? Apa?

Gadis itu menuruni tangga di susul dengan Barra di belakang nya. Kedua nya turun bersama hingga akhir nya mendudukan diri di sofa. Duduk berhadapan dengan kedua orang tua nya.

Di ruang keluarga, terlihat empat manusia yang saling bertatapan serius. Tv yang tadinya di nyalakan kini telah mati. Seketika suasana menjadi tegang dan canggung. Tak suka dengan suasana itu, Sandria pun angkat bicara untuk memulai pembicaraan.

"Mau bicara apa pa?" tanya Sandria antusias. Semoga saja sesuatu itu uang 1 gepok berwarna merah. Memikirkan nya saja sudah membuat nya bahagia,apalagi memilikinya.

Haris menghembuskan nafas pelan, "Jadi gini, bapak ada proyek baru dan mungkin kita akan pindah rumah," jelas Haris.

"ALHAMDULILLAHIROBBIL'ALAMIN."

Sandria lah yang mengucapkan kalimat syukur itu, tak lupa dengan suara yang keras dan tangan ia tengadahkan ke langit lalu ia usapkan ke wajah.

"Akhirnya, kalau bisa sekalian ke Planet Mars aja Pa," usul Sandria memberikan saran dengan senyum lebar tanpa rasa bersalah sedikit pun. 

ALEXSANDRIA Where stories live. Discover now