15. Makan Malam Berujung Kecelakaan

56 7 3
                                    

HELLOOO 👋🏻
AKU KEMBALIII 🌷✨
SIAP?

✨ HAPPY READY ALL ✨

.
.
.

"Impian, Kerjakan dan jadikan Kenyataan."

Semua telah duduk dikursi masing-masing, termasuk Sandria. Sesekali gadis itu melirik cowok dari keluarga Wibaskara yang sedang duduk dengan tenang. Duduk dengan badan tegap serta tatapan yang tajam membuat Sandria merinding.

"Maaf kami telat," ucap Haris meminta maaf kepada keluarga Wibaskara.

Damian— sebagai kepala keluarga Wibaskara menjawab, "Oh, tidak apa-apa."

Setelah itu, datanglah waiter laki-laki dengan kemeja putih berbalut vest knit hitam dan sapu tangan putih yang tergeletak di pergelangan tangannya.

Waiter tersebut memberikan beberapa buku menu yang berbeda-beda.

"Silakan memesan tuan dan nyonya," ucap waiter tersebut.

Damian mengambil satu buku, lalu membukanya dan memilih-milih. Sebelumnya ia telah mempersilahkan keluarga dari Sandria untuk ikut memilih.

Tanpa berlama-lama pesanan telah dipilih dan waiter menulis semua pesanan pada buku catatan kecil yang ia bawa.

"Baik, mohon ditunggu. Permisi."

Setelah waiter tersebut pergi, Damian membuka pembicaraan kembali yang sempat terhenti.

"Terima kasih telah menyempatkan waktu Anda untuk makan malam bersama kami," ujar Damian.

Haris tersenyum. "Saya juga berterima kasih karena keluarga Anda telah mengajak keluarga kami," balas Haris.

"Dia istrimu? Dan mereka berdua anakmu?" tanya Damian mencari topik.

"Iya, dia istriku Amelya. Yang laki-laki anak pertama dan yang perempuan anak kedua," jawab Haris.

Amelya hanya tersenyum manis sebagai balasan atas jawaban Haris.

Tanpa diperintah Barra memperkenalkan dirinya. "Saya Barra Ivander Pak."

Damian tersenyum menahan tawa. Merasa tak enak disebut Pak oleh anak muda seperti Barra.

"Panggil saja Om, jangan Pak," ujar Damian memberi tau.

"Baik Om."

Perkenalan tersebut dilanjutkan oleh Sandria. "Saya Sandria Prisca," ucap Sandria dengan bibir melengkung ke atas.

Damian menangguk lalu berkata, "Sepertinya kamu seumuran dengan anak saya." Damian menengok ke arah anaknya yang masih diam tak berucap sepatah katapun sedari tadi. Mengangguk satu kali, memberikan kode supaya mengenalkan diri.

"Saya Alexander Wibaskara," ucap cowok tersebut datar. Tak ada senyuman sedikit pun dari wajahnya.

Melihat itu Sandria menatap remeh Alex. Tapi ia juga was-was karena Alex adalah orang yang tak ia bantu saat motor cowok itu rusak. Apalagi saat melihat tatapan dingin dari Alex, ia takut cowok tersebut membencinya dan berbuat apapun untuk balas dendam.

ALEXSANDRIA Onde histórias criam vida. Descubra agora