05. Crush

76 14 3
                                    

Hallo Prenn

gimana kabarnya, baik?
Habis pada PTS ya?
semoga hasilnya memuaskan ya.

Alhamdulilah saya no PTS PTS CLUB

P5, ada yang sama?

HAPPY READING ALL✨

.
.
.


"Tuh bocil kemana si! Udah di tinggal pergi ngga ngasih kabar lagi!" gerutu Nindya kesal yang kini tengah duduk di kursi kelas sendiri.

Saat tadi di kantin ia sudah memesan makanan, dan saat sampai di meja, Sandria dan Gav susah tak ada. Alhasil ia yang membayar semua nya, dan sisa makanan ia balikan ke ibu kantin. Tak mungkin juga ia memakan semua nya.

Ia kira Sandria dan Gav pergi ke kelas karena waktu istirahat sudah habis. Namun saat sampai di kelas ia tak menemukan Sandria di meja nya.

Keadaan kelas saat ini ramai, jam pelajaran kosong jadi bebas melakukan berbagai hal.

Nindya duduk dengan tangan memegang handphone yang miring, diri nya sedang menonton drakor keluaran terbaru, biasa nya ia akan nobar bersama Sandria namun kali ini ia menonton sendiri karena sahabat nya itu entah pergi kemana.

Sesekali ia mengechat Sandria untuk meminta kabar, namun nihil tak ada balasan.

BOCIL JAMET👹💋

Lo dimana si?


Lagi, gadis itu mencoba lagi.

San?

Masih sama tak ada balasan.

Daripada overthingking memikirkan sabahatnya itu, ia memilih untuk melanjutkan acara menonton drakor. Namun tak lama, ia bertanya lagi.

SAN? LO DIMANA?
Gue susul nih!
Sharelok!

Tak ada jawaban sama sekali membuat Nindya geram dan khawatir menjadi satu. Ia pun mencoba menelefon, namun tak tersambung. Tak biasanya, Sandria pasti akan mengangkat telfon nya walaupun sangat sibuk. Sesibuk apakah teman nya itu?

Gadis itu terus memikirkan sahabatnya, hingga tiba-tiba pikiran negatif melewati pikirannya. Terlebih saat di katin, banyak sekali kakak kelas yang mencemooh keduanya, namun lebih terpusat kepada Sandria yang kini tengah ada permasalahan dengan Gav-kakak kelasnya.

"Jangan-jangan."

BRAKKK

Gebrakan meja yang keras dari meja Nindya membuat suara gaduh dari teman-teman kelas nya menjadi sunyi seketika. Seluruh atensi teralihkan ke Nindya yang kini berdiri dengan kedua tangan menopang di atas meja.

"DIA DI SEKAP!!!" teriak Nindya, dengan cepat ia berlari ke arah ketua kelas. Seluruh murid X IPA 2 bingung dengan sikap Nindya. Ada apa?

"Pak Ketua liat Sandria ngga?" tanya Nindya mencoba tenang. Ia tidak boleh gegabah.

Posisi nya kini tengah berdiri tepat di depan meja si ketua kelas dengan kedua tangan menopang di atas meja, menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan nya pelan.

Jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Jarak keduanya begitu dekat karena Nindya yang mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap intens sang Ketua.

Keduanya saling bertatapan hingga akhirnya terputus saat sang ketua membuka suara. Ravindra-Ketua kelas, memundurkan badannya sedikit ke belakang, mencoba membuat jarak. Bahaya jika terus menerus seperti ini, tidak baik untuk kesehatan jantung.

ALEXSANDRIA Where stories live. Discover now