25. Varsha Abhumi dan Misteri

46 5 0
                                    

HALLO AKU KEMBALI, LAGI

DOUBLE UP NIH

RAMEIN YAWWW

✨ HAPPY READING ALL ✨

.
.
.

S

andria menatap Gheysa, meminta kejelasan. "Jadinya mau duduk dimana? Ini diliatin orang-orang, soalnya kita berdiri didepan," bisik Sandria saat ia mendekatkan bibirnya ketelinga Gheysa.

Gheysa berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengeluarkan suaranya. "Duduk bareng Varsha aja, kasian dia nggak ada temen," seloroh Gheysa. Padahal itu hanya alibinya semata. Tidak seru juga jika hanya berdua.

Sedangkan Sandria, hanya mangut-mangut mengiyakan. Ia ikut saja, dia juga anak baru jadi tidak tau harus berbuat apa.

Setelah sepakat, keduanya berjalan kearah meja yang terdapat Varsha disana. Sandria berjalan dibelakang Gheysa, sudah seperti induk ayam dan anaknya saja.

Saat Varsha hendak berdiri untuk memesan makanan, Gheysa dan Sandria sudah sampai terlebih dahulu. Varsha menatap penuh tanya dengan alisnya yang terangkat.

Pertanyaan singkat dari Varsha mampu membungkam seribu jawaban Gheysa.

"Apa?"

Gheysa menggigit bibir bawahnya. "Gue--"

Belum selesai Gheysa bersuara, Varsha sudah terlebih dahulu memotong perkataan Gheysa.

"Iya, gue paham," ucap Varsha.

"Padahal gue belum selesai bicara," ucap Gheysa dengan bibir mengerucut, sangat kesal dengan Varsha.

"Lo nggak bisa jauh-jauh dari gue, Gay. Itu udah hukum alam."

"Heh, jangan panggil gue Gay Varsha. Gue kan udah sering peringatin lo, sering ngingetin juga kalau nama gue itu 'Gheysa', 'Ghey,' bukan 'Gay'" jelas Gheysa tidak terima sembari menekankan setiap katanya.

"Iya Gay," jawab Varsha tanpa rasa bersalah sedikit pun, yang membuat Gheysa kesal untuk kesekian kalinya.

Gheysa memaki-maki Varsha dalam hati, tidak berani terus terang. Takut diajak baku hantam.

"Terserah lo!" final Gheysa. Ia langsung duduk dikursi yang kosong. Sandria pun ikut duduk disebelah Gheysa.

"Dasar cewe," ucap Varsha pelan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, padahal dia juga perempuan.

Terjadi keterdiaman untuk beberapa saat diantara mereka bertiga sebelum akhirnya seorang laki-laki berbadan tinggi berjalan melewati meja mereka, membuat ketiganya menoleh sesaat.

Varsha menutup mulut Gheysa dengan kedua telapak tangannya saat sadar sahabat nya hampir berteriak. Sedangkan Sandria, gadis itu memalingkan wajahnya, menghindari cowok itu.

Namun naas, walaupun sudah ditutup suara melengking Gheysa masih sedikit terdengar. Hal itu membuat cowok tersebut menoleh kearah mereka. Membalikkan badannya dan berjalan kearah Gheysa dengan perlahan.

Mengerutkan dahinya, cowok itu bertanya.

"Kenapa?" tanyanya singkat.

Baju yang dikeluarkan, satu tangannya yang dimasukkan kesaku celana, setiap inci wajah yang sempurna, rambut acak-akan yang sialnya malah menambah kadar ketampanan cowok itu menjadikan dia penuh kharisma.

Gheysa menurunkan tangan Varsha dari bibirnya dengan kasar saat sadar cowok itu bertanya untuknya.

Gheysa melirik sekilas kearah Varsha, lalu menoleh pada cowok tersebut. Memberikan cengiran serta gelengan kepala pelan.

ALEXSANDRIA Where stories live. Discover now