18. Cowok Pertama

34 10 0
                                    

HALLOO
I'M BACK

XIXIIXI (๑•ᴗ•๑)♡

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 1444 H, BAGI YANG PUASA.

SEMANGAT 🪐✨

✨ HAPPY READING ALL ✨

.
.
.

"Melupakanmu secara perlahan adalah seni luka yang sedang kupaksakan

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Melupakanmu secara perlahan adalah seni luka yang sedang kupaksakan."

Senja mulai menghilang dari permukaan, menggantikan warna orange menjadi hitam yang pekat dan gelap. Bumi di sinari cahaya rembulan yang terang, tak lupa dengan bintang-bintang bergemerlapan menghiasi awan.

Terlihat, sudut bintang yang jika ditarik dari satu sisi ke sisi bintang lain akan memperlihatkan sebuah objek indah nan menawan.

Angin berhembus tenang, menyejukkan perasaan. Rerumputan yang rindang dengan warna hijau kekuningan menjadi titik fokus seorang gadis yang sedang duduk sendirian diteras rumah minimalis berwarna putih.

Gadis itu duduk memeluk kedua kakinya dengan dagu yang ia letakkan diatas lututnya.

Hawa dingin menyelimuti tubuh Sandria yang hanya berbalut baju tidur pink dengan lengan pendek. Rambutnya yang sengaja ia gerai, menambah kesan melas si gadis. Sesekali gadis itu menghembuskan napasnya dengan berat seakan ia mempunyai beban yang begitu berat.

Gadis itu merenung, menatap kosong ke depan. Sekelebat kenangan dirinya dengan Gav datang tanpa ia inginkan. Tak ada yang indah dan istimewa, semua tidak pantas untuk diingat namun semua itu sangat sulit dilupakan. Sandria rasa, tak ada satu hal pun yang dapat ia dijadikan memori indah saat bersama dengan Gav. Kisahnya dengan Gav penuh luka.

Bahkan, tanpa Gav pun semua kegiatan mereka dapat Sandria lakukan sendiri. Makan es boba, bermain sepeda, duduk berdua bersama, semua itu bisa Sandria lakukan sendiri. Memang, anak kecil mana yang tidak bisa melakukan kegiatan kecil itu?

Ia juga merasa, bahwa Gav melakukan itu semua juga karena terpaksa. Kalau bukan terpaksa memang apa? Mana mungkin Gav mau melakukan hal kecil itu dengan dirinya.

Entah karena dirinya yang terlalu memaksakan keadaan dan perasaan yang membuat cowok itu harus mengikuti keinginannya, atau memang Gav yang kasihan dengan dirinya?

Ratusan pesan darinya saja tidak cowok itu balas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Sekarang Sandria sadar, jika pesannya saja tidak dibalas bagaimana dengan perasaannya?

Untuk kesekian kalinya, Sandria menghembuskan napasnya dengan berat.

"Kakak lagi apa disana?" tanya Sandria bermonolog sendiri. Padahal ia tau, bahwa mau sebanyak apapun kalimat yang ia ucapkan, Gav tidak akan mungkin tau.

ALEXSANDRIA Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum