07. Bahagia Itu Sederhana Dan Ada

73 13 0
                                    

HOLAAA
AKU KEMBALIII

Kangen?
Maaf telat update ya, draf nya ilang semua terus sinyalnya susah.
#authorsad

HAPPY READING

.
.
.

Langit biru beserta awan putih itu tidak membuat hati seorang Sandria yang sedang porak-poranda menjadi tenang. Cahaya matahari yang terik serta angin semilir membuat pelipis gadis itu sedikit berkeringat dengan rambut yang di kuncir kuda terombang-ambing akibat deru angin. Pohon hijau yang menjulang tinggi, setinggi ekspetasi serta rerumputan yang banyak, sebanyak harapan itu mengitari tembok-tembok sekolah yang mulai menua.

Mencoba menenangkan hati dan pikirannya, dengan tangan yang memegang kuat pagar penghalang, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Tuhan... sesakit inikah?" batinnya saat merasakan sesak di dadanya.

Tanpa bisa di bendung, buliran bening kembali mengalir membasahi pipinya saat mengingat kejadian tadi namun dengan cepat ia seka saat mendengar suara pintu rooftop yang di buka secara kasar dan keras. Ia berjingkat kaget dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap pintu.

BRAKKK

Si pelaku berlari cepat ke arah Sandria dan langsung menanyakan keadaan sahabatnya itu.

"San, are you okey?" tanya Nindya khawatir dengan nafas yang belum teratur. Sama seperti Gav, Nindya memegang erat kedua bahu Sandria.

Walaupun kakinya terasa pegal karena lari menaiki tangga dengan cepat karena jarak antara taman dengan rooftop yang lumayan jauh itu tak membuat rasa lelahnya mengalahkan rasa khawatirnya.

"Gue? Fine-fine aja. Cuma agak kecewa," jujur Sandria. Dengan pelan ia menurunkan kedua tangan Nindya dari bahunya.
Meyakinkan gadis itu bahwa dirinya baik-baik saja. Namun terkadang ucapan tak sesuai keadaan.

Hatinya yang tak tenang. Perasaannya yang saat ini sangat berantakan. Pikirannya terus terbayang-bayang kenangan.

Melihat raut wajah Nindya yang khawatir serta satu alis yang terangkat dengan cepat ia pun memberikan pengertian singkat.

"Ngga ada yang perlu di ceritain. Gue rasa seiring waktu lo bakal tau."

Tanpa di beri penjelasan pun sebenarnya Nindya sudah tau. Walaupun tak rinci, setidaknya ia tau beberapa. Mendengarkan kalimat singkat yang keluar dari mulut Sandria ia merasa ikut sedih.

Mendengar kisah percintaan yang dialaminya sahabatnya saja ia merasa ikut sakit, apalagi jika dirinya yang mengalami?

Ting!

Atensi Sandria teralihkan saat mendengar suara notifikasi chat masuk ke dalam handphone nya. Dengan cepat ia mengambil benda pipih itu dari saku rok nya lalu membuka chat tersebut.

Terpampang jelas di atas terdapat kontak milih Gav yang masih ia sematkan. Puluhan chat dari laki-laki itu ia hiraukan, pandangan nya menatap kontak milik ibunya yang ada di bawah milik Gav.

IBUNDAHARA💸
Assalamualaikum
Nduk, bapa ibu sama abangmu bakal berangkat nanti malem. Kamu ikut ndak?

Melihat itu lagi dan lagi ia menghembuskan nafas lelah. Mata nya yang sayu menyorotkan kesedihan yang mendalam.

Ia tak berniat membalas pesan singkat sang ibu. Lebih baik nanti saja saat di rumah.

Peka terhadap apa yang sedang dialami Sandria, Nindya pun berkata, "Kalo mau cerita, cerita aja. Gue siap jadi pendengar yang baik buat keluh kesah lo," tutur Nindya tulus.

ALEXSANDRIA Where stories live. Discover now