Bab 2 : Lima Murid Terkuat Akademi Kekaisaran

20 5 0
                                    

Akademi kekaisaran ilahi, saat setiap jurusan melakukan rutinitas dengan pembagian murid dengan 3 bagian. Untuk urutan ke tiga adalah murid luar yang hanya diberi kebijakan tak terlalu banyak, misal seperti mendapatkan pil tingkat spirit selama tiga bulan sekali dan beberapa artefak jika berhasil memenangkan duel dengan murid dalam yang diadakan sebulan sekali.

Sementara yang berada diurutan kedua adalah murid dalam yang berhasil melewati rintangan ujian di dalam gua seribu bayangan yang terletak tak jauh dari istana. Mereka akan mendapat banyak tunjangan dengan pil tingkat surga atau pun tingkat separuh dewa. Mereka akan diberikan artefak sesuai dengan tugas yang berhasil mereka selesaikan.

Untuk yang terakhir adalah siswa inti yang kebanyakan sudah mencapai ranah separuh dewa dan yang sudah berada di ranah dewa, ia akan masuk dalam kategori murid terkuat. Sampai saat ini hanya ada lima murid terkuat diurutan sesuai kekuatan mereka setelah berduel.

Putri Li Hua dan Wu Yitian masuk dalam kategori lima murid terkuat, karena itu mereka mendapatkan fasilitas dan tempat tinggal seperti tetua di akademi lainnya.

Saat ini, keduanya sedang mencoba untuk memecahkan sebuah teka-teki. Mereka mendapatkan sebuah tugas khusus untuk menyelidiki beberapa hal aneh yang terjadi di perbatasan daratan dengan laut.

"Aku berpikir, ini hanya ulah dari binatang mistik. Tidak ada yang spesial," celetuk Cheng Gong, si nomer satu di antara lima murid peringkat tinggi. Dia tentu saja jenius, tapi Cheng Gong memiliki kelemahan yaitu selalu meremehkan sesuatu. Merasa paling hebat di antara semuanya. Hal itu akan menjadi petaka nantinya.

"Kalau begitu, aku bisa tidur dan kalian pergi saja!" Guang He si nomer dua mencoba untuk mengusir seluruh temannya. Kebiasaan yang tidak bisa dipercaya hingga ia bisa menjadi si nomer dua terkuat, ia tidak akan pernah melewatkan momen tidur yang tenang di mana pun dirinya berada. Apa lagi saat ini mereka sedang berdiskusi di kamar terfavoritnya. Semenjak tadi, ia ingin terus memaki teman-temannya, tapi karena ada putri Li Hua di sini dirinya mencoba untuk bersikap sopan.

Putri Li Hua tersungut. "Kalian berdua! Bisa tidak untuk mempercayai ucapan para tetua. Apa kalian meremehkannya? Kita harus segera bergegas karena itu sudah sampai ke kota kecil di dekat laut," geramnya kesal melihat dua kakak seperguruannya ini tak serius menanggapi tugas mereka kali ini. Jika saja mereka bukan murid-murid terkuat, bisa saja berkata seperti itu, tapi mereka adalah murid terkuat dan merupakan wajah untuk akademi. Lalu, sekarang apa yang mereka lakukan dengan berbuat sesuka hati seperti ini?

Wu Yitian yang tadinya diam saja, kini datang dan kedua tangannya memegangi pundak Li Hua. "Jangan marah, kita bisa pergi sendiri kalau mereka tidak mau," katanya sembari mengedipkan matanya pada Li Hua. Gadis ini tersenyum, ia tahu niat Wu Yitian yang selalu memiliki siasat untuk mengakali dua kakak seperguruannya.

"Aku ikut, aku ingin tahu makhluk apa yang sedang mengacau. Jadi, nanti mungkin aku bisa memakan dagingnya," kata si nomer empat karena Wu Yitian berada diurutan ketiga dan Li Hua urutan terakhir. Ia adalah  Dong Lian wanita kedua di dalam kumpulan orang kuat ini, hanya saja ia lebih sering memakai pakaian seperti pria dari pada wanita.

Li Hua dan Wu Yitian tersenyum. "Baiklah, mari kita berangkat!" ajak Li Hua yang menyeret Dong Lian berjalan keluar dari kamar Guan He.

"Kau yakin, tanpa kami bisa melakukannya?" Cheng Gong lagi-lagi menunjukkan sikap menyebalkan yang seolah meremehkan mereka.

Wu Yitian tersenyum. "Itu akan menyenangkan jika kakak pertama dan kedua bisa ikut. Hanya saja, apa kalian mau?" tanyanya yang kini pergi meninggalkan kedunya.

Guan He yang awalnya memejamkan matanya, kini terbuka dan memandang punggung Wu Yitian yang semakin menjauh. "Apa kau tidak merasa dia aneh? Aku tidak suka ia terus mempengaruhi putri Li Hua, tidak peduli jika ia memang murid kesayangan tetua serta kaisar. Bukankah kita lebih baik darinya?" kata Guan He yang nampaknya merasa cemburu dengan kedekatan Li Hua dan Wu Yitian. Ia juga merasa Wu Yitian mendekati Li Hua dengan tujuan lain.

Cheng Gong tertawa. "Kau pikir aku tidak tahu jika kau menyukai putri Li Hua?" tebaknya yang membuat Guan He melemparkan bantalnya tepat mengenai wajah Cheng Gong.

"Kau pikir bisa berbohong kepadaku? Tapi, aku lebih mendukungmu dari pada penjilat tanpa asal-usul yang jelas itu. Lihatlah rambut dan mata merahnya, seolah ia bukanlah berasal dari sini," cibir Cheng Gong yang tentu membuat Guan He senang karena mendapatkan satu pendukung untuknya mendekati putri Li Hua.

"Bagaimana kalau kita mengikuti mereka diam-diam? Aku takut ia melakukan sesuatu pada putri Li Hua," usul Guan He yang kali ini sudah berdiri. Biasanya akan sangat sulit untuk mengajaknya pergi dan sekarang bahkan ia berdiri sendiri.

Cheng Gong tertawa. "Baiklah, tapi aku punya syarat." Matanya naik turun, mencoba menunjukkan sesuatu yang membuat Guan He harus mengetahuinya.

Pemuda ini menghela napas. "Baik, aku akan membebaskanmu memilih artefak yang kamu sukai di aula keluarga Guan. Apa kau puas dengan penawaran ini?"

Cheng Gong adalah orang yang akan bekerja dengan imbalan. Ia tidak akan bertindak atau memberikan bantuan dengan cuma-cuma.

"Aku setuju." Dengan cepat Cheng Gong menjawabnya. Ia sangat bersemangat dengan imbalan yang diberikan oleh Guan He.

Sementara, di luar tanpa mereka tahu Wu Yitian mendengarkan semua percakapan mereka dan menunjukkan seringaian jahatnya. "Bersenang-senanglah, sebelum kalian mati," gumamnya pelan, tanpa satu orang pun yang tahu.

Ia berjalan dengan santainya dan merubah mimik wajahnya saat bertemu dengan Li Hua serta Dong Lian. "Kenapa kau lama sekali?" Dong Lian memprotesnya dan semua ini karena ia berpikiran jika itu adalah binatang mistik yang akan menjadi santapan terenak untuk mereka panggang.

Wu Yitian pun mengacak rambut Dong Lian dan Li Hua hanya bisa menertawai perempuan berpakaian pria ini dengan geli karena mereka berdua sudah bisa menebak jika yang ada dalam otak Dong Lian adalah makanan dan makanan.

"Ayo kita berangkat!" ajak Wu Yitian yang menarik tangan kedua gadis ini.

"Ingat, aku harus mendapatkan bagian daging yang paling banyak!" Dong Lian lagi-lagi menunjukkan kerakusannya tentang daging. Ia tidak bisa kalah dengan hal ini.

"Tubuh kecilnya itu tidak akan sanggup untuk memakan semuanya, jangan serakah!" Wu Yitian memperingatkan gadis itu.

"Kau harus bersikap seperti perempuan yang elegan!" Li Hua mencoba menasehati Dong Lian.

"Aku tidak peduli, bagianku harus yang paling banyak!" pekik Dong Lian yang kini berlari mendahului mereka, membuat keduanya tertawa dengan aksi kekanakan dari Dong Lian.

Kini, hanya tinggal mereka berdua. Li Hua memandang ke belakang, tempat dimana kelima tempat tinggal yang bagus dibangun. "Jadi, mereka benar-benar tidak ikut?" tanya Li Hua. "Bukannya kau merencanakan sesuatu agar mereka ikut?" lanjut Li Hua yang tak mengerti, biasanya taktik Wu Yitian ini akan berhasil menggeret mereka pergi. Tapi, sekarang apa? Mereka tidak bergerak sama sekali. Apa tadi Wu Yitian tidak melakukan sesuatu untuk merubah keputusan mereka saat dirinya dan Dong Lian pergi terlebih dahulu?

Wu Yitian tersenyum. "Mungkin, mereka benar-benar lelah," jawab Wu Yitian dan Li Hua mengangguk, mencoba untuk memahaminya meskipun ini sangat ganjal. Sebab, keduanya akan mudah tertipu dengan ucapan Wu Yitian dan sekarang? Itu tidak berpengaruh lagi sepertinya.

Flowers Blooming In FireWhere stories live. Discover now