Bab 18 : Kelopak Bunga Lotus Ilahi

6 2 0
                                    

Mao Lan yang menyamar sebagai pria mencoba memasuki serikat dagang Mo Shan dan sang penerima tamu mengenalinya. "Ah, tuan pemilik batu spiritual," serunya dengan antusias, pria tua itu segera membungkuk di hadapan Mao Lan.

Mao Lan pun berusaha terlihat gagah seperti seorang pendekar pada umumnya. "Aku membutuhkan semua bahan yang ada di dalam kertas ini," kata Mao Lan yang merasa jika perannya sebagai seorang laki-laki, maka ia tidak perlu bertele-tele untuk mengatakan maksudnya, biasanya seorang kultivator pria selalu seperti itu.

Diberikannya lembar kertas bertuliskan beberapa bahan untuk pembuatan pil. Alis pria tua ini terangkat. "Delapan belas kelopak bunga Lotus ilahi?" serunya dengan keterkejutan dan Mao Lan yang tidak tahu benda seberharga apa itu hanya mengangguk, membenarkan perkataan pria tua ini.

Bahkan, ia tidak sadar jika orang-orang mulai memperhatikannya. "Kenapa? Di sini tidak ada bahan seperti itu?" tanyanya dan orang tua di hadapannya ini menggeleng dengan ekspresi yang sulit untuk dimengerti.

"Semua bahan ini ada, kecuali kelopak bunga Lotus ilahi," jawabnya kali ini dengan ekspresi merasa bersalah.

Mao Lan menghela napas, ia tidak ingin gagal menjalankan perintah nonanya, tapi jika di serikat dagang Mo Shan yang sangat lengkap saja tidak ada, bagaimana di tempat lain? Tentunya, akan sama. Jadi, Mao Lan, tidak punya pilihan lain kecuali menerimanya.

"Baiklah, lakukan dengan cepat, aku benci menunggu terlalu lama," ucapnya dengan sebal dan pria tua itu mengangguk paham.

"Baik tuan, tidak akan lama. Jadi saya harap anda mau menunggu sebentar saja," katanya yang kembali ke dalam bilik dan Mao Lan pun duduk sesukanya, tentunya dengan gaya seperti pria.

Mao Lan tidak menyadari beberapa orang memperhatikannya. Ia malah sibuk memakan bakpao yang baru saja ia beli. Hingga, pria itu keluar dan memberikan bahan yang Mao Lan butuhkan.

"Lebih cepat dari yang ku kira," pujinya pada pria tua itu dan Mao Lan memberikan sebuah kantong hitam lumayan besar kepada orang tua itu.

Sebenarnya bisa saja menggunakan cincin penyimpanan, tapi orang-orang pasti akan menyangka jika dirinya bukan orang biasa, tapi seorang dari keluarga terpandang. Jadi, Li Hua menyarankannya untuk menggunakan kantong saja karena saat penukaran batu spiritual mereka akan langsung di bawah ke suatu tempat untuk menjaga privasi, tapi untuk membeli bahan-bahan jelas beda. Kecuali, mereka memiliki token khusus yang akan mendapatkan pelayanan yang berbeda nantinya. Untuk hal ini, Li Hua akan melakukannya setelah ia menjadi lebih baik.

Pria tua itu mengintipnya dan menghitungnya hanya dengan melihat beberapa saat. "Lebih dari cukup," ucapnya dengan senyuman yang melebar dan Mao Lan pun segera pergi.

"Baiklah, aku akan pergi," tutur Mao Lan yang kini pergi begitu saja.

Beberapa orang yang mendengarkan tentang kelopak Lotus ilahi mencoba untuk mengikutinya.

---***---

Setelah Xiao Yu pergi, Li Hua benar-benar tidak bisa tidur ia mencoba mengeluarkan beberapa bahan pembuat pil yang berada di dalam gelang giok Phoenix miliknya.

"Nona …." Seseorang datang dan itu adalah Mao Lan dan disusul Xiao Yu di belakangnya.

Keringat Mao Lan bercucuran, napasnya tersengal dan ekspresinya terlihat cemas. Tidak biasanya ia bersikap seperti ini dan Li Hua merasa pasti sesuatu telah terjadi.

"Ada apa? Kau terlihat cemas," kata Li Hua dan Mao Lan mencoba untuk mengatur napasnya.

"Tadi, saya diikuti oleh beberapa orang dan dugaan saya, itu semua karena saya menyebutkan tentang kelopak bunga Lotus ilahi," tuturnya dan Li Hua pun mengarahkan pandangannya pada bahan yang ia pegang yang tak lain adalah Lotus ilahi.

Flowers Blooming In FireWhere stories live. Discover now