SW - 12

25.3K 2.7K 372
                                    

Mark masuk ke dalam sebuah rumah makan, matanya melirik jam dinding dibelakang kasir dimana waktu menunjukkan pukul setengah satu siang. Dia edarkan pandangannya untuk mencari kursi kosong dan menemukan satu didekat kasir.

Dia putuskan untuk duduk dan segera memesan. Dia lirik lagi jam tangannya sembari menunggu pesanannya datang.

Jaemin tersenyum keluar dari dapur membawa nampan berisi makanan. Dia lihat seorang pria berpakaian formal duduk sendiri memunggunginya tengah menunggu pesanannya.

Dia jauhkan nampannya saat tangan Woobin bergerak hendak meraihnya.

“Silahkan pesanan Anda” Ucap Jaemin saat dia tiba didepan Mark.

Namun senyumnya langsung pudar. Baik ia dan Mark tampak sama-sama terkejut. Pria bermata kecil itu bahkan sampai berdiri, sementara Jaemin dengan wajah pucatnya.

“A-Ahjussi” Pekik Jaemin

“Kau Jaemin kan?” Tanya Mark

Jaemin diam dengan bola mata bergerak gelisah. Dia merutuki dirinya karena harus bertemu Mark, beragam pertanyaan pasti akan diajukan pria itu dan lebih parah, Mark pasti akan mengaduhkan ke suaminya.

Dan Mark rasa dia tak salah orang melihat Woobin nampak tenang dalam gendongan Jaemin asik menyesap ibu jarinya.

“Jaemin...” Panggil Mark

“A-Ahjussi ku mohon jangan beritahu Jeno Ahjussi” Mohon Jaemin dengan gesture tangannya, jangan lupakan wajah yang memelas dan putus asa membuat Mark tak tega.

“Hei, tenang... Tenang...” Ucap Mark, dia tangkup kedua pundak Jaemin dan meminta pria itu untuk duduk.

Jaemin dengan panik menurut untuk duduk. Dia tatap Mark masih dengan penuh harap, bagaimana jika Mark tak berbeda jauh dengan suaminya. Melihat bagaimana cara mereka bergaul, Mark dan teman Jeno yang lain mungkin akan menganggap bahwa jika Jeno tahu, ini akan menyenangkan.

“Ada apa?” Tanya Mark membuat alis Jaemin bertaut kian bingung.

“Kenapa kau bekerja disini? Suamimu pengusaha kaya Jaemin” Tanya Mark dengan wajah ibanya.

Jaemin tertunduk lesu, tak tahu apakah dia harus menceritakan semuanya pada Mark dan mengharap belas kasihan pria itu.

Mark mengulum senyum tipis saat Jaemin akhirnya memilih menceritakan semuanya. Dia lihat wajah cantik itu kala bercerita. Pandangannya tak berubah bahwa Jaemin indah. Entah mengapa dia merutuki Jeno yang menyia-nyiakan makhluk seindah Jaemin.

“Jadi, Jeno tak memberi Ibumu uang?” Tanya Mark yang diangguki oleh Jaemin.

“Aku tak punya pilihan Ahjussi, jadi aku harus bekerja dan membawa Woobin juga”

“Jaemin, kau mengurus rumah sebesar itu dan kau masih bekerja” Lirih Mark

“Mau bagaimana lagi?” Monolog Jaemin

“Tapi, Ahjussi tidak akan memberi tahu Jeno Ahjussi kan?” Tanyanya kemudian membuat Mark tertawa kecil dengan gelengan.

“Tidak. Jangan khawatir, karena aku tak bisa membantu. Maka akan kubiarkan kau bekerja dengan tenang” Kekehnya

“Terima kasih Ahjussi” Lirih Jaemin dengan senyum lega.

Ada getaran dalam dada Mark melihat senyum itu, seolah ada kupu-kupu yang beterbangan didadanya.

Jaemin putuskan untuk kembali bekerja setelah selesai menyajikan pesanan Mark dan Mark pun mulai menyantap makan siangnya sebelum ia kembali bekerja. Ditengah kegiatannya, dia teringat sesuatu lantas mengeluarkan ponselnya.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now