SW - 33

30K 2.9K 225
                                    

Masih pagi dan Woobin sudah sibuk mengoceh di atas ranjang dengan bahasa khas bayinya. Dia tengah menatap Jaemin yang sibuk mengeringkan rambut suaminya dengan hair dryer.

“Papa tutu papa” Oceh Woobin, Jaemin hannya menoleh sekilas dengan senyuman dan sibuk kembali pada tugasnya.

“Kita mau kemana memangnya Ahjussi?” Tanya Jaemin lagi, sejak kemarin, entah sudah berapa kali dia bertanya akan kemana suaminya mengajak ia pergi hari ini.

“Tenanglah, kau akan tahu nanti” Ucap Jeno dengan senyum.

Jaemin hanya berakhir menurut dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelahnya dia menggendong Woobin untuk keluar. Bocah kecil itu meronta dari gendongan Jaemin untuk turun saat menapaki anak tangga.

“Woobin, nanti kau jatuh, Sayang” Oceh Jaemin menahan Woobin yang terus merundukan tubuhnya dengan tangan hendak menggapai lantai.

“Papaaa” Teriak Woobin marah, Jaemin hanya tertawa lalu merubah menggendong Woobin di tengkuknya membuat Woobin tertawa.

Keduanya turun lebih dulu menuju meja makan sementara Jeno masih merapikan diri. Jaemin mendudukkan putranya pada kursi makan miliknya dan mulai menikmati santap paginya.

Jeno turun dari lantai atas sudah rapi, dia ikut tersenyum melihat sesi makan putranya yang tampak begitu gembira. Setelah makan, Woobin di asuh oleh seorang maid sementara Jaemin menikmati sarapannya bersama sang suami.

Setelahnya, mereka langsung bergegas menuju tempat yang Jeno maksud. Selama perjalanan, mereka tampak gembira. Jeno menyalakan lagu anak-anak di mobilnya membuat Woobin menari dengan tangan saling menepuk begitu pula dengan Jaemin.

Dia tak henti mengulum tawa melihat putranya mengoceh seolah ikut bernyanyi dengan bahasa khas bayinya. Tangannya bergerak mengacak surai hitam nan lebat milik Woobin.

“Kenapa kau bahagia sekali? Kejutan ini untuk Papamu” Ucap Jeno terkekeh membuat Jaemin terdiam bingung.

Akhirnya, mobil Jeno tiba pada halaman parkir sebuah gedung. Jaemin turun lebih dulu lalu menurunkan Woobin tak lama Jeno menyusul lalu mereka masuk ke dalam gedung.

Selama lift membawa mereka menuju lantai tujuan, Jaemin dan Woobin tampak tenang.

Akhirnya pintu lift terbuka. Ketiganya melangkah menyusuri koridor sampai akhirnya tiba didepan sebuah ruangan. Jemari besar sang dominan memutar knop pintu lalu daun pintu pun terbuka.

Jaemin menganga saat melihat studio foto bernuansa putih di hiasi bunga-bunga didalam ruangan itu. Dia menatap Jeno penuh tanya lalu memutuskan untuk masuk, menyusul sang suami yang lebih dulu masuk.

“Ahjussi, kita mau apa kesini?” Tanya Jaemin.

Jeno berbalik menghadap Jaemin yang berada disampingnya.

“Untuk foto tentu saja” Ucap Jeno.

“Kita tidak punya foto pernikahan, dan tidak ada foto keluarga juga. Rumahnya terasa kosong karena tidak ada wajah Tuan rumahnya disana” Ucap Jeno membuat Jaemin tersentuh.

“Jadi, ayo berfoto” Ajaknya yang di angguki oleh Jaemin.

Keduanya masuk ke dalam ruang rias sekaligus memilih baju. Pada akhirnya setelan berwarna putih menjadi pilihan mereka. Ada sebuah kursi yang untuk Jaemin duduki. Jaemin duduk seraya memangku Woobin.

“Baiklah, ayo tersenyum. Satu... Dua... Tiga”

 Tiga”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang