SW - 48

27.2K 2.7K 241
                                    

Jaemin tampak tenang saat Eunha memeriksa kondisinya, begitu pula Jeno yang duduk manis pada sofa ruang rawat Jaemin, setelah melihat sang dokter merapikan peralatan medis yang dibawanya, Jeno lantas beranjak mendekat.

“Bagaimana kondisinya Dokter?” tanya Jeno

“Kita lakukan USG siang ini, jika janinnya baik-baik saja, Tuan Lee sudah bisa pulang besok” Jawab Eunha dengan senyum yang dibalas anggukan oleh Jeno, Setelahnya Eunha keluar.

Jaemin melirik ke arah Woobin yang terlelap di atas tilam santai lalu kembali menoleh ke arah suaminya yang kini sudah duduk di kursi jenguk.

“Kau, akan pulang ke rumah kita kan?” Tanya Jeno sendu, mengingat bahwa pertengkaran mereka belum benar-benar berakhir, dia takut Jaemin akan memilih pulang ke rumah Ibunya.

Jaemin hanya menjilati bibirnya, dia sendiri masih ragu untuk pulang ke rumah Jeno. Tapi bagaimana pun juga, dia adalah suaminya dan kini tengah mengandung buah cinta mereka.

Dan juga, Jaemin sudah berjanji pada Jeno untuk memberinya kesempatan kedua. Maka Jaemin harus pulang, ke tempat dimana rumah tangga mereka di bangun.

Jaemin hanya bisa menghela nafas saat mobil Jeno tiba di depan teras rumah mewahnya, sang Dominan dengan cepat turun untuk membukakan pintu untuk suaminya.

Rasanya canggung sekali untuk kembali ke rumah yang sudah pernah ia tinggalkan, meski hanya beberapa bulan. Jaemin mendongak menatap rumah mewah Jeno, lalu menyusul sang suami dan putra mereka yang sudah bersemangat.

Tangan kecil Woobin menarik jemari telunjuk Jaemin yang ia genggam, menarik sang Papa yang menolak menggunakan kursi roda untuk segera masuk. Sementara Jeno dibelakang menyeret koper milik Jaemin.

Maid langsung berbaris dan menyambut Jaemin saat pintu terbuka, dia hanya membalas dengan senyum tipis.

“Kamarnya sudah di siapkan?” Tanya Jeno

“Sudah, Presdir” Jawab seorang maid.

“Kita pindah kamar, Sayang” Ucap Jeno membuat alis Jaemin bertaut, dia menurut saat Jeno melangkah menuju kamar baru mereka.

“Karena Woobin sudah bisa berjalan dan juga kandunganmu semakin membesar, kita tidur di lantai dasar. Itu bahaya, aku tak ingin terjadi sesuatu denganmu dan anak kita” Tutur Jeno.

Jaemin hanya menurut saat Jeno membuka pintu di dekat anak tangga dimana kamar baru mereka berada. Kepalanya melongok ke dalam kamar, memang tak ada yang berubah dan istimewa, hanya perpindahan tempat saja.

Jeno lantas menarik sang submissive, Woobin langsung masuk dan memanjat untuk naik ke atas ranjang membuat Jaemin tersenyum.

“Istirahatlah, kau masih harus memulihkan kondisimu dan anak kita. Aku juga sudah mulai ke kantor karena kau sudah pulang” Ucap Jeno.

Sang suami menurut untuk mendudukkan tubuhnya di atas ranjang dan Jeno langsung membalut kakinya dengan selimut.

“Ahjussi, aku tidak lumpuh atau kritis. Berhenti memperlakukanku seperti orang sekarat” Omel Jaemin lembut melihat tingkah sang suami yang terlalu memanjakan dan protektif kepadanya.

“Maaf tidak bisa menemanimu dulu, aku meninggalkan banyak pekerjaan di kantor. Segera setelah aku menyelesaikannya, aku akan memiliki lebih banyak waktu untuk kalian. Istirahatlah dan panggil saja maid jika kau memerlukan sesuatu, jangan banyak bergerak” Pesan Jeno panjang lebar.

“Tu yaa” Sahut Woobin menyetujui ucapan sang Daddy, telunjuknya menuju ke arah sang Papa sebagai bentuk peringatan.

“Woobin, sekarang saatnya kau menjaga Papa. Oke?” Ucap Jeno pada sang putra.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now