SW - 40

23.7K 2.6K 376
                                    

“Apa?” Tanya Jeno

Wajahnya memerah dengan mata mulai berkaca-kaca mendengar penuturan suaminya. Dia lihat Jaemin menunduk menahan isakannya hingga pundaknya bergetar hebat.

“Apa maksudmu Jaemin?” tanya Jeno menuntut.

“Kemungkinan besar Ahjumma meninggal karena overdosis Anestesi” Racau Jaemin membuat sekujur tubuh Jeno melemas.

Ponsel Jaemin yang dipegang Jeno bahkan meluncur bebas dari genggaman tangannya hingga terjatuh di lantai. Perlahan air matany turun dengan nafas mulai memburu.

Jaemin merundukkan tubuhnya dan menahan tangisannya, tapi pada akhirnya tangisnya pecah, dia terlalu sakit mengetahui kenyataan bahwa bukan dialah penyebab kematian Karina.

Jeno menoleh ke arah Jaemin yang tampak rapuh, dia dekati sang suami dan merengkuhnya, pelukan hangat itu membuat perasaan Jaemin kian hancur hingga tangisnya semakin menjadi-jadi.

Meski masih di penuhi dengan ribuan pertanyaan dan kebingungan, Jeno tetap merengkuh Jaemin dan berusaha menenangkan suaminya.

Butuh waktu lama bagi Jaemin untuk merasa setidaknya lebih tenang, begitu pula Jeno. Pria yang lebih mungil masih sesenggukan tanpa suara dalam dekapan Jeno. Matanya sudah bengkak dan hidungnya memerah karena terus menangis, pandangan dan pikirannya terus kosong.

“Bagaimana ini?” Gumam Jaemin lirih, suaranya teramat lirih hampir tak terdengar. Matanya kembali berkaca-kaca kemudian satu tetes air mata menganak sungai ke pipinya.

“Kenapa kalian melakukan ini padaku?” Lirih Jaemin.

Jeno meremat tangannya sendiri mendengar gumaman sang suami. Ribuan penyelesalan langsung menyerangnya. Perasaan hatinya amat sangat sakit bak di tusuk anak panah menembus ke jantungnya. Dia merasakan dadanya bak ngilu, memikirkan Jaemin yang telah menderita selama ini akibat kebenciannya.

Kenyataan bahwa Jaemin kemungkinan tidak bersalah, membuat Jeno kacau. Kepalanya berdenyut nyeri kala memutar kilas balik rumah tangga mereka selama ini. Dia tahu apa yang sekarang Jaemin pikirkan.

Jeno mendorong tubuh mungil Jaemin untuk menegak, dan sang submissive menurut, dia tatap sang suami yang untuk pertama kali terlihat hancur.

“Tunggulah di rumah. Aku akan membereskan semuanya” Ucap Jeno.

“Membereskan apanya?” Sahut Jaemin lirih dengan decihan, tapi raut wajahnya penuh luka.

Membayangkan seperti semuanya sudah percuma.

“Siapapun yang melakukan ini, harus mendapatkan balasan yang setimpal. Aku memastikan mereka membayar ini semua” Ucap Jeno.

“Aku akan membersihkan namamu, Sayang. Tetap di rumah hmm?”

Jaemin memalingkan wajahnya melihat Jeno berusaha meyakinkannya. Lantas sang suami bergegas keluar dari kamar membawa ponsel Jaemin.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Keadaan di rumah sakit tampak ramai seperti biasa, beberapa perawat, pasien bahkan dokter berlalu lalang. Beberapa detik berlalu, kericuhan mulai terjadi ketika Jeno masuk dengan raut wajah dingin dan rahang mengeras.

Bisikan dan tatapan penuh ketakutan terlihat jelas dari beberapa orang yang berlalu lalang saat melihat Jeno masuk bersama beberapa orang petugas kepolisian.

Haechan membulatkan matanya saat melihat Jeno datang, begitu pula Renjun.

“Kami dari Kepolisian Seoul” Ucap sang polisi seraya menunjukkan surat yang ia bawa pada resepsionis yang berjaga di lantai itu.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang