SW - 20

29.2K 2.6K 261
                                    

Jaemin memundurkan langkahnya setelah membuka pintu dan mendapati Ibunya berdiri disana seraya menyesap rokoknya membuat Jaemin memutar bola matanya malas.

“Ada apa Bu?” Tanya Jaemin.

“Tidak ada, Ibu rindu. Bosan juga di rumah. Suamimu melarang ibu ke kasino, jadi tidak tahu mau melakukan apa” Yoona mendengus seraya berjalan masuk ke dalam rumah Jeno.

Matanya mengedar, melihat seisi rumah mewah menantunya. Lalu kemudian ia bawa tubuhnya duduk pada sofa ruang tamu, menatap Woobin yang asik dengan beragam mainannya.

“Bu, ada Woobin. Matikan rokok Ibu, dia bisa batuk” Ucap Jaemin, Yoona hanya mendengus dan kembali menyesap rokoknya lalu menghembuskan asapnya ke sembarang.

“Aku lapar, tidak ada camilan atau Snack dirumahmu?” Tanya Yoona.

“Ada roti bayi untuk Woobin, Ibu mau? Akan ku ambilkan” Sahut Jaemin menatap sang ibu kesal membuat Yoona menatapnya dengan wajah datar.

Di detik berikutnya, Jaemin nampak menghela nafas malas lalu duduk diatas karpet bersama Woobin yang asik bermain.

“Gelangmu bagus” Ucap Yoona menatap gelang ditangan Jaemin yang baru ia sadari, Jaemin terperanjat dan menatap gelang perak itu lalu tersenyum.

“Ahjussi membelikannya untukku” Ucap Jaemin dengan senyum malu, ia ingat lagi untuk kali pertama Jeno menunjukkan perhatian padanya meski dibalut gengsi yang cukup besar.

“Buat Ibu saja” Sahut Yoona yang sukses membuat Jaemin membulatkan matanya.

“Tidak! Aku tidak akan memberikan pada Ibu”

“Ck, kau kan bisa minta lagi pada suamimu, bahkan yang lebih bagus” Celetuk Yoona.

“Bu, ini bukan tentang harga atau modelnya. Tapi ada kisah dibalik gelang ini. Jadi aku tak akan memberikan ini pada Ibu” Omel Jaemin.

“Papa... Babam” Woobin menarik kemeja Jaemin saat dia mencoba berdiri lalu mendekap tubuh sang papa dan menyandarkan kepalanya pada ceruk leher Jaemin, tangan kecilnya mengusap hidungnya yang gatal lalu menguap.

“Sudah mengantuk anak Papa. Ayo kita tidur siang” Ajak Jaemin dengan senyum seraya berdiri hendak menggendong Woobin.

“Kalau Ibu tidak punya keperluan, pulanglah” Ucap Jaemin.

“Aish, baru di nikahi pengusaha saja sudah sok” Umpat Yoona menatap sang putra dengan mata mendelik.

“Bu...” Jaemin memekik kesal.

“Aku lapar, setidaknya berikan Ibumu makan. Aku bosan dengan menu di rumah. Lagi pula aku khawatir denganmu” Gerutu Yoona di akhir kalimatnya.

Benar, meski hubungan Jaemin dan Ibunya seperti love and hate relationship. Tapi sebagai seorang ibu, dia tetap menaruh kekhawatiran pada putranya.

Jaemin hanya menggeleng dan membiarkan Ibunya melenggang menuju dapur sementara dia harus menidurkan Woobin.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Tring!
Jeno yang tengah asik menonton tv, menoleh saat mendengar notifikasi ponselnya. Dengan malas dia menyambar benda pipih itu dan mendapati pesan masuk dari grupchat para sahabatnya.

Ah~
Semenjak hari itu, Jeno sudah jarang berinteraksi dan bertemu dengan ketiga sahabatnya. Dia juga tak lagi membahas itu dengan Jaemin, seolah membiarkan semuanya berlalu. Yang jelas, dia sudah memberi pelajaran pada dua sahabatnya.

“Akhir Minggu ini, anak dari Presdir Choi akan menikah. Kalian akan datang kan? Ini acara penting man”

Jeno berdecih membaca pesan Lucas. Jemarinya kemudian sibuk berkutat pada papan ketik ponselnya untuk meninggalkan balasan.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now