SW - 22

29.2K 2.9K 291
                                    

Jeno masih diam menatap netra Jaemin, dia tangkap ribuan kekecewaan yang begitu dalam dari mata itu. Dan itu membuatnya teramat merasa bersalah.

“Ahjussi sudah bisa tertawa dengan orang lain, jika kalian menjalin hubungan, itu berarti posisiku sudah tidak di butuhkan lagi. Ahjussi bisa segera menceraikanku dan menikah dengannya. Benar kan?” Tanya Jaemin.

Dan Jeno akan tetap diam, dia mati kutu. Tak ada sepatah katapun yang terlintas di otaknya untuk membantah semua ucapan sang suami. Dia biarkan Jaemin mencercanya.

“Itu berarti juga, Ahjussi sudah tak terobsesi untuk menyakitiku lagi”

“Aku lelah Ahjussi” Isak Jaemin pilu

“Boleh aku mengatakannya? Apakah menurut Ahjussi semua yang ku terima belum cukup? Pukulan, hinaan, semua siksaan yang aku terima, harus bagaimana agar terasa setimpal dengan kebencian Ahjussi? Bukankah lebih baik bunuh saja aku agar impas?” Tanya Jaemin.

“Jaemin...”

Drrttt

Ditengah suasana dingin yang mencekik, dering ponsel Jaemin mengacaukan segala. Bahkan sebelum Jaemin sempat menerima jawaban atas segala keluh kesahnya.

Dia lihat sebuah panggilan masuk dari Ibunya.

“Bahkan kedua orang tua Ahjussi juga sulit di hubungi. Tidak ada yang perduli dengan Woobin kecuali aku” Lirih Jaemin dengan senyum kecut.

Dia menggeleng lalu berbalik untuk mengambil tas berisi susu dan dan pakaian Woobin. Seolah tak lagi melihat Jeno disana, dia melangkah keluar membuat Jeno dengan cepat menahan tangannya.

Pria itu berbalik dan menatap Jeno.

Untuk pertama kalinya, tangan Jeno yang semula memegang pergelangan tangannya langsung turun dan menautkan jemarinya dengan milik Jaemin membuat Jaemin membulatkan matanya.

“Ayo ke rumah sakit” Ucap Jeno

Dan hanya kalimat itu yang keluar dari bibir tipis sang dominan, setelahnya dia menarik Jaemin untuk keluar dengan kondisi jemari saling bertaut.

Pandangan Jaemin tak lepas menatap jemari itu. Tangannya sangat indah didalam genggaman sang suami, tapi mengingat ada wanita lain yang menggandengnya tadi, dia rasa ini bukanlah sesuatu yang berarti.

Selama perjalanan, Jaemin hanya diam dengan menyandarkan kepalanya pada jendela dan termenung. Jeno yang masih diselimuti dengan perasaan bersalah, hanya beberapa kali melirik. Dia mendekhem karena merutuki dirinya.

Untuk kali pertama, dia tak bisa berkutik. Bahkan untuk memulai pembicaraan dengan Jaemin sekedar bertanya pasal kondisi putranya pun, dia tak berani. Dia lihat wajah Jaemin teramat dingin.

Begitu tiba di rumah sakit juga, Jaemin tak berbicara dengannya. Dia hanya diam dibelakang submissive itu, menatap punggung sempitnya kala berjalan hingga akhirnya tiba di ruangan rawat Woobin.

Pintu dibuka oleh Jaemin, Yoona langsung menoleh dan berdiri. Dapat Jeno lihat putranya terlelap dengan wajah pucat dan punggung tangan tertusuk selang infus. Dia dengan cepat masuk dan merengkuh putranya. Dia usapi sayang kepala Woobin.

“Woobin” Panggil Jeno, dia kecupi sayang pipi itu.

“Dia sedang tidur, Ahjussi. Jangan di ganggu” Ucap Jaemin seraya mendudukkan tubuhnya pada sofa dibelakang sang suami.

“Bu, pulanglah. Terima kasih sudah menjaga Woobin untukku” Ucap Jaemin pada Yoona.

“Tunggulah, biar ku minta supir datang dan mengantar Ibumu pulang” Ucap Jeno memotong.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang