SW- 43

22.6K 2.7K 152
                                    

“Sayang, ada apa? Kau tahu bahwa Winter adalah dalang di balik kematian Karina?” Tanya Jeno seraya berdiri menatap Jaemin penuh tanya dengan mata membulat.

“Tidak” Jawab Jaemin dengan senyum kecut seraya menggeleng.

Pria itu kembali sibuk memakaikan Woobin pakaian, mencoba menutup pembahasan tentang Winter. Sementara Jeno masih menatap Jaemin penuh selidik, jawaban sang suami menimbulkan mesteri baru.

Jaemin tersenyum setelah melihat putranya sudah rapi, wangi dan menggemaskan begitu pula Woobin. Dia tertawa setelah Jaemin selesai mengurusnya.

“Sudah wangi anak Papa” Pekik Jaemin girang.

“Papa yum” Ucap Woobin mendongakkan kepalanya seraya memukul pelan pipinya.

Jaemin yang sudah tahu kebiasaan putranya lantas memajukan wajahnya dan mencium pipi Woobin membuat putranya tertawa.

“Sudah wangi” Ucap Jaemin membuat Jeno tersenyum.

“Daddynya juga mau di cium” Sahut Jeno dengan senyum malu, bola matanya tak sengaja beradu pandang dengan sang suami dan melihat wajah Jaemin tampak dingin.

“Mak-maksudnya Daddy mau cium Woobin juga” Jeno mengoreksi kalimatnya dengan tampak gelagapan, dia mendekat ke arah ranjang sang putra hendak mencium Woobin.

“No no no” Sahut Woobin seraya mengibaskan tangannya membuat Jeno mendelik.

“Kenapa? Daddy tidak boleh cium?” Tanya Jeno

“No no no” Sahut Woobin tertawa.

Jaemin tampak membereskan pakaian Woobin ke dalam tas travelnya, sementara Jeno asik bermain dengan putranya selepas mandi.

Sesekali, Jeno tampak mencuri pandang ke arah Jaemin yang membersihkan kamarnya yang sedikit berantakan karena bermain dengan Woobin tadi. Seperti ingin melontarkan sebuah kalimat tapi ia ragu, takut jika Jaemin masih dingin. Maksudnya, hanya ingin menjaga suasana hati suaminya yang naik turun karena mengandung dan masalah yang ia hadapi belakangan ini.

“Woobin, malam ini tinggal disini atau ikut Daddy pulang?” Tanya Jeno pada sang putra, tapi matanya melirik ke arah Jaemin yang merapikan bantal.

Sang submissive jelas tahu arah pembicaraan Jeno, tapi dia mencoba untuk abai.

“Kalau tinggal disini, berarti Daddy harus pulang sendiri malam ini. Daddy tidur sendiri lagi” Lirih Jeno dengan wajah sendunya.

“Besok, antar lagi Woobin ke sini” Sahut Jaemin seraya beranjak keluar membawa pakaian kotor Woobin, tanpa menoleh ke arah putranya.

Bola mata Jeno bergerak mengikuti pergerakan sang suami yang berjalan keluar dari kamar. Dia hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban suaminya, padahal harapannya ingin membawa kembali Jaemin ke rumah mereka, tapi sepertinya memang butuh waktu.

“Suamimu, bisa makan ini?” Tanya Yoona seraya melongok ke arah belanjaannya saat Jaemin datang hendak menuju kamar mandi.

Langkah kaki Jaemin terheti melihat beragam kantung plastik di atas meja dapur, dia kemudian melempar tatapan penuh tanya ke arah sang ibu.

“Untuk apa Bu? Dia akan pulang sebentar lagi” Sungut Jaemin.

“Kau ini, mana mungkin Woobin mau pulang, dia pasti merengek. Biarlah mereka menginap disini, lagi pula, sesekali ibu menjamu Jeno, dia sudah membantu ibu untuk mengembangkan usaha katering. Ck...”

“Bu...”

“Dia suamimu, mana boleh orang sudah menikah tinggal terpisah”

Jaemin hanya berdecak sebal lalu menuju kamar mandi untuk meletakkan pakaian putranya pada mesin cuci, setelahnya dia kembali melihat sang putra yang asik bermain dengan Jeno.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now