SW - 39

24K 2.8K 257
                                    

Jeno menyusul sang suami yang tengah menemani putra mereka bermain dengan kelinci peliharaan yang baru saja mereka beli. Putranya itu tampak senang, menyodorkan wortel dan menunggu kelinci itu menyantap makanannya.

“Sayang” Panggil Jeno membuat sang suami dan putranya menoleh, tapi Woobin kembali sibuk pada kelinci yang berada didalam kandangnya.

“Kenapa Ahjussi?” Tanya Jaemin, ekor matanya bergerak mengikuti pergerakan sang suami yang kini duduk di sebelahnya.

“Checkup nya di tunda saja, aku tidak bisa mengantarmu check up besok karena ada client dari Dubai” Ujar Jeno

“Tidak apa-apa, aku pergi dengan Woobin dan Ibu besok”

“Tidak! Kau harus pergi bersamaku”

“Kenapa memangnya jika aku pergi dengan Woobin dan Ibu?” Tanya Jaemin dengan alis bertaut

“Aku ingin tahu perkembangan anakku dan lagi, aku tidak suka dokter anak itu tersenyum kepadamu” Jeno mendengus dengan wajah datar di akhir kalimatnya membuat Jaemin hanya bisa tersenyum.

“Ya sudah, aku ikut saja kata Ahjussi”

“Ayo tidur, sudah malam” Ajak Jeno kemudian.

“Woobin tidak mau beranjak dari tadi” Sahut Jaemin membuat Jeno menghela nafas.

“Woobin, ayo tidur. Sudah malam” Ajak Jeno mengeraskan suaranya pada Woobin yang berada dua meter darinya.

“Naah” Sahut Woobin setengah membentak membuat Jeno berdecak.

Woobin tertawa saat melihat Jeno beranjak dan melangkah menghampirinya, dia berlari karena tak ingin di tangkap sang Daddy. Jaemin hanya bisa tersenyum, menahan tawanya melihat dua bayi besarnya asik bermain malam ini.

Pada akhirnya, Woobin menangis saat Jeno berhasil menangkapnya dan menggendong putranya untuk masuk. Woobin tampak memberontak dan memukuli Jeno, tangannya terulur meminta pertolongan pada Jaemin yang sudah beranjak menyusul keduanya.

“Sudah malam Sayang, kau bisa bermain lagi besok” Ucap Jaemin lembut tapi putranya tetap menangis hingga wajahnya memerah.

Woobin terus berteriak, kekesalannya memuncak hingga dia mencakar pipi Jeno membuat sang Daddy tertawa, begitu pula Jaemin. Tapi mereka juga tetap pada pendirian mereka.

Jeno masuk ke dalam kamar masih menggendong Woobin, perlahan tangisnya mereda dan wajahnya tampak sayu, kepalanya bersandar dengan lemas pada pundak lebar sang Daddy. Tangan besar Jeno, mengusapi kepala Woobin hingga akhirnya dia terlelap, setelahnya Jeno membaringkan Woobin ke ranjangnya lalu menyusul Jaemin yang asik menonton tv.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Pintu rumah mewah bercat putih milik Jeno terbuka, menampilkan sang pemilik baru saja masuk. Dia langsung di hadapkan pemandangan Jaemin yang duduk di atas karpet tebal bersambut tanya asik bermain dengan kelinci mereka.

Melihat dua permatanya selepas pulang bekerja, langsung mengusir seluruh penatnya. Bibirnya langsung mengulum senyum melihat Jaemin dan Woobin asik bermain.

“Daddy pulaaang” Sapa Jeno riang yang sontak membuat keduanya menoleh.

Woobin tampak tak acuh, dia berjalan mengejar kelinci yang berlarian di dalam rumah mereka.

Jeno lantas berjalan mendekati Jaemin yang hanya melihat putranya bermain.

“Papaaa” Ucap Jeno seraya melirik ke arah putranya, Woobin sempatkan menoleh dan melihat Jeno merunduk seraya memeluk Jaemin kemudian mengecup pipinya.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang