SW - 27

29.2K 3.1K 460
                                    

Flashback area.

Mobil milik Jeno terparkir pada pinggir jalan didepan lahan pemakaman. Dia turun lalu mengambil buket bunga kuning di kursi belakang, dia rapikan lagi penampilannya, ia kancingkan jasnya yang sempat terbuka, kemudian memutuskan memasuki area pemakaman.

Langkahnya terhenti didepan pemakaman bertuliskan Yoo Karina. Bibirnya mengulum senyum sangat kecut lalu ia letakkan buket bunga besar itu diatas gundukan tanah.

“Sayang...” Panggil Jeno, didetik berikutnya dia tertawa seraya menggaruk pelipisnya.

“Bahkan panggilan Sayang untukmu sudah terasa aneh di bibirku” Gumam Jeno dengan wajah memerah.

“Anak kita, tampaknya bahagia dengan pria itu. Dia mengurus Woobin dengan baik, putra kita sangat bergantung padanya seperti dialah yang melahirkan Woobin...”

“Dia juga sangat baik mengurusku” Tambah Jeno.

“Kau melihatnya di atas sana?” Tanya Jeno pada gundukan tanah itu seolah berbicara pada Karina yang memandanginya di surga.

“Hari ini, setahun pernikahanku dengannya” Ucap Jeno lagi.

“Dan... Aku minta maaf. Dia masuk ke dalam hatiku begitu saja” Ucap Jeno dengan kepala tertunduk.

“Kebencian yang ku tanam begitu dalam, dia gali dan dia buang. Dia tanamkan cinta dan menguburnya rapat-rapat. Kegigihannya selama ini, berhasil mengetuk hatiku”

“Aku minta maaf Karina... Mulai hari ini, aku benar-benar akan melepaskan bayang-bayangmu. Ku mohon, kau juga membiarkan aku memulai kisah baru bersamanya dan anakku” Ucap Jeno.

“Selamat tinggal” Ucap Jeno dengan seulas senyum kecut.

Dia tatap makam Karina untuk beberapa saat lalu ia putuskan pergi dari sana. Seolah ia telah meninggalkan semua kenangannya dengan mendiang sang istri.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Seperti biasa saat Jeno keluar dari kamar mandi, dia akan melihat Jaemin tengah merapikan tempat tidur.

Pria itu menjilati bibir bawahnya seolah tampak gugup, dia kemudian berjalan mendekati lemari dan memakai pakaian kerjanya.

Beberapa kali dia melihat pantulan Jaemin dari kaca dan suaminya tampak sibuk. Dadanya tampak beberapa kali naik seolah hendak menyapa Jaemin tapi dia terlalu ragu.

Kepalanya bergerak mengikuti Jaemin yang akhirnya keluar dari kamar membuat Jeno berakhir mengacak surai hitamnya dengan helaan nafas berat.

Dia pun akhirnya lebih memilih memakai pakaian kerjanya dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

Sementara Jaemin juga dengan kegiatan sehari-harinya membersihkan rumah dan merawat Woobin.

Entah kenapa hari ini perasaannya berbunga-bunga meskipun hari jadi pernikahan mereka berlalu kemarin.

Jaemin menoleh saat pintu rumahnya terbuka, dia lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul dua belas, dia lantas beranjak menghampiri Jeno yang baru saja masuk menjinjing paperbag kecil.

“Ahjussi tidak bilang jika ingin makan di rumah. Tunggulah biar ku siapkan makan” Ucap Jaemin, pria itu berbalik hendak ke dapur tapi Jeno dengan cepat menahan lengannya membuat Jaemin kembali menghadapnya.

Dan akan selalu seperti biasa, dengan wajah datar seraya memalingkan wajahnya, dia menyodorkan paperbag itu. Dengan alis bertaut, Jaemin menerimanya.

Dia melongok dan melihat sebuah kotak perhiasan disana membuat Jaemin menoleh kearah Jeno dengan kaget. Dia keluarkan kotak itu dan membukanya.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang