SW - 49

24.5K 2.6K 194
                                    

Aktivitas di rumah keluarga Jeno berlangsung seperti biasa, Jaemin hanya akan mengurus Woobin atau sibuk dengan dirinya sendiri, sementara Jeno juga sibuk di kantornya.

Setiap hari setiap kembali dari kantor, akan ada saja yang Jeno bawa, meski Jaemin tak meminta. Seperti malam ini, suaminya tampak menjinjing plastik besar membuat alis Jaemin bertaut.

"Ahjussi bawa apalagi?" Tanya Jaemin sebal.

"Tadi, karyawan memesan kepiting kecap asin, sepertinya enak, jadi aku membelinya saat pulang" Sahut Jeno dengan senyum membuat Jaemin hanya bisa menghela nafas.

Jeno lantas menyodorkan plastik itu pada maid agar menyajikannya. Sementara ia memilih duduk disamping Jaemin, dia kecup pipi sang suami untuk melepas rindunya, lalu tangannya bergerak mengusap perut Jaemin yang semakin membesar.

"Ah ya, Ahjussi..." Jaemin berucap, memecah kesunyian keduanya.

"Minggu depan, ulang tahun Woobin. Tahun lalu kita tidak merayakannya karena ya uhm..."

"Karena apa?" Tanya Jeno dengan senyum menggoda.

"Tentu saja karena Ahjussi belum mencintaiku, cih, bagaimana kita merayakannya, Ahjussi pergi dengan Woobin hari itu" Omel Jaemin membuat Jeno tertawa.

Dia ingat saat hari ulang tahun putranya yang selalu bertepatan dengan peringatan kematian Karina. Tahun lalu, Jeno tak bisa merayakannya karena dia masih begitu berduka, belum bisa menerima kenyataan bahwa Karina sudah meninggalkannya bersama putra mereka.

"Aah~" Monolog Jeno

"Lalu, kenapa dengan tahun ini?" Goda sang suami lagi.

"Ya tentu saja kita harus merayakannya" Sungut Jaemin sebal karena sang suami terus menjahilinya, melihat reaksi suami mungilnya itu membuat tawa Jeno menggelegar di rumah mewah mereka.

"Baiklah, baiklah. Kita akan merayakannya, besok kita bicarakan dan mengatur pesta ulang tahunnya" Tutur Jeno masih mencoba meredam tawanya.

"Jangan tertawa, mandi sana. Ahjussi bau" Omel Jaemin mendorong tubuh sang suami agar menjauh.

"Cih, awas nanti minta peluk saat tidur" Ancam Jeno membuat Jaemin hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

Dia lihat sang suami kemudian beranjak untuk mandi sementara Jaemin asik menonton tv, menikmati waktu selagi Woobin sudah terlelap. Tak lama, rasa bosannya datang, dia lantas menyusul sang suami untuk naik.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Mobil milik Jaemin berhenti didepan sebuah pemakaman, supir turun dan membuka pintu untuknya dia turunkan Woobin lebih dulu barulah dia menyusul turun membawa dua buket bunga.

Putranya yang sudah menginjak usia balita itu menoleh seraya memegang setangkat mawar putih, dia goyangkan tangkai itu untuk bermain setelahnya dia menggenggam jemari sang Papa.

Jaemin menyesuaikan langkahnya dengan langkah kecil sang putra saat mereka memasuki pemakaman, hingga akhirnya Jaemin berhenti di depan gundukan tanah bertuliskan "Lee Jong-suk"

Jaemin letakkan satu buket bunga besar itu dengan seulas senyum, dia tatap lekat gundukan dengan rumput menguning disana.

"Ayah, aku datang lagi" Sapa Jaemin lirih.

"Kali ini, bersama dua cucu Ayah" Tambahnya, Jaemin menunduk menatap Woobin yang memegangi rerumputan dan perutnya yang membesar.

"Ayah akan menerima Woobin sebagai cucu Ayah kan? Seperti Ibu juga" Tanyanya pada gundukan itu.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Where stories live. Discover now