SW - 42

23.2K 2.7K 320
                                    

Yoona mengulum senyum setelah akhirnya Jaemin mau membuka pintu, dia lihat putranya tampak lemas dan gemetar karena dua hari tak makan. Dia lantas masuk membawa nampan berisi makanan.

Jaemin memutuskan untuk duduk pada tepi ranjang sementara Yoona duduk pada kursi di meja rias Jaemin. Dia letakkan nampan makanan untuk putranya.

“Ibu sudah mendengar semuanya dari Jeno” Ucap Yoona.

“Hubungi paman Sehun, Bu. Aku butuh bantuannya untuk mengurus berkas perceraian” Sahut Jaemin membuat Yoona membulatkan matanya.

Dia langsung berpindah untuk duduk disebelah Jaemin, menatap putranya yang tertunduk, memikirkan hidupnya yang entah bagaimana hancurnya.

“Jaemin, bercerai bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah. Ingat, kau sedang mengandung” Ucap Yoona.

“Tapi aku tidak menginginkan anak ini, Bu”

“Hei, kau tidak boleh bicara begitu” Sahut Yoona.

“Tinggalah disini untuk sementara jika kau ingin menenangkan diri. Jeno juga akan berusaha membereskan semuanya”

“Sudah terlambat, aku sudah kehilangan mimpiku karena orang-orang egois itu” Dengus Jaemin sarat akan kemarahan.

“Jaemin, tapi kau punya Jeno”

“Aku tidak butuh dia, Bu. Ibu harus tahu penderitaan ku selama menikah dengannya, aku di pukuli Bu, aku di jadikan seperti budak. Aku berada di neraka”

“Tapi kau mencintainya kan?” Tanya Yoona

Satu pertanyaan yang sukses membungkam Jaemin, membuat emosinya meningkat dan air matanya jatuh lagi. Dia memikirkan pertanyaan Yoona yang membuat semua kilas balik tentang Jeno berputar di otaknya.

“Ibu tahu” Tambah Yoona lirih.

“Aku terpaksa menumbuhkan cinta padanya agar setidaknya, penderitaanku berakhir. Aku tidak bisa memilih untuk mencintai seseorang” Jawab Jaemin mulai terisak, mendengarnya membuat Yoona tersenyum simpul seraya mengusapi punggung putranya.

“Intinya, kau tetap cinta pada suamimu. Apa masalahnya?”

“Ibu tidak di posisiku, itu adalah masalahnya. Kenapa semua orang bersikap seolah mereka paling tahu kondisiku?” Racau Jaemin.

“Dengar, Sayang. Dengar Ibu...” Potong Yoona sedikit gelagapan melihat putranya mulai lepas kendali.

“Apa yang sudah terjadi, tidak bisa kau putar kembali Jaemin. Yang harus kau lakukan adalah, melupakannya dan berjalan maju ke depan. Kau dan Jeno, sudah saling mencintai. Memang tidak bisa menyembuhkan luka, tapi bisa membuat kebahagiaan baru. Hidup bersama dengannya, memulai sebuah lembaran baru...”

“Hidup hanya menyesali yang sudah berlalu hanya membuang-buang waktu, Jaemin. Dia sudah berubah, dia mau merubah dan menebus segala kesalahnnya. Dia mau menjadi lebih baik, selalu ada kesempatan. Sepertimu, yang memiliki kesempatan membuatnya mencintaimu, kan?” Tanya Yoona.

“Dan lagi, kau tak harus melampiaskan ini bahkan pada Woobin. Dia hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa. Yang dia tahu hanya kau Papanya, dia bahkan tidak tahu jika bukan kaulah yang melahirkan dia”

“Kau lupa, Sayang. Bahwa dia satu-satunya orang yang berada di sisimu ditengah sulitnya menjadi suami Jeno? Ini tidak adil baginya, dia hanya bayi kecil yang lucu dan polos”

Jaemin terus menangis sesenggukan selama Yoona menasehatinya. Perlahan, wanita itu ikut menangis melihat Jaemin. Air matanya mendadak turun dengan deras.

“Maafkan aku” Isak Yoona, Jaemin menoleh saat melihat Ibunya tertunduk.

“Jangan jadi sepertiku. Aku minta maaf melampiaskan apapun yang menganggukku padamu” Isaknya lagi membuat Jaemin iba.

Surrogate Wife [NOMIN]✓ [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang