MK.28

8.9K 360 2
                                    

* Ardan, musuh besar Mahen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Ardan, musuh besar Mahen

Keisha melihat ke belakang, waw diluar dugaan sekali. Yang tadi memanggilnya pun segera membantu mengangkat motornya dan membantu Keisha beridiri.

Keisha masih tercengang, ini beneran?

"Woi pak, lain kali hati hati dong! Ini perempuan!" Teriak Ardan sembari memegang kedua pundak Keisha.

"Iya mas, mbak saya minta maaf. Mbak gak papa kan? Apa mau saya bawa ke rumah sakit?" Tanya orang paruh baya yang keluar dari mobil itu.

"Enggak deh pak, nggak papa. Cuma luka kecil, lagian tadi saya juga lagi buru buru." Jawab Keisha berbohong. Padahal dari dalam hatinya ia menjawab pertanyaan pria paruh baya itu menggunakan sifat aslinya.

"Sekali lagi maaf ya mbak, kalo gitu saya permisi."

Keisha mengibaskan tangan Ardan dengan kasar. Ia melotot dan meneliti wajah Ardan.

"Kayak aneh aja gak sih, tadi perasaan udah gak ada yang ngikutin gue deh." Batin Keisha sembari meneliti Ardan.

"Apaan? Udah gue tolong bukannya makasih kek." Tanya Ardan yang melihat gerak gerik aneh dari Keisha.

"Dih,"

"Tu, sikut lo berdarah. Lagian gaya sih pake motor gede. Sadar diri, badan lo kecil." Cibir Ardan membuat Keisha sebal, rasanya ingin mencakar cakar wajah Ardan.

"Paan sih lo? Gini gini gue jago balap." Ujar Keisha sembari melihat ke arah lukanya.

Wah, cukup parah. Dan ternyata rasanya sangat perih. Keisha ingin menangis karena tak tahan merasakan perih di area sikunya. Tapi tidak mungkin jika ia menangis di hadapan pria aneh seperti Ardan ini.

"Sakit kan? Makanya ke rumah sakit aja sekalian."

"Ngomongnya enak banget ya? Gue tu lagi buru buru asal lo tau. Udah udah minggir, gue mau pergi!" Keisha pun pergi ke motornya untuk mengendarai ke apartmen Mahen. Lagipula jaraknya sudah dekat.

Saat sampai di apartemen Mahen, ia ingin membuka gerbang tapi sudah di bukakan oleh Arda. Sungguh, pria ini sangat menyebalkan. Tidak bisakah ia pergi sebentar meninggalkan Keisha?

"Kok lo ngikutin gue terus sih?!" Sentaknya membuat Ardan terkejut.

"Ck, suka suka gue lah. Orang gue cuma mau bantu." Jawabnya yang lagi lagi membuat Keisha ingin mencakarnya.

Keisha melajukan motornya ke halaman rumah. Saat ingin masuk, lagi lagi Ardan mengikuti Keisha.

"Mau apa lo!?"

"Gue udah nolong lo, harusnya lo tawarin ke gue dong mau mampir apa nggak?"

"Gue nggak ada nawarin lo."

"Gue mandiri, gue tau lo gengsi jadi gue ke sini aja."

Wah, ternyata ada ya pria yang semenjengkelkan ini seperti Ardan.

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang