MK. 38

7.2K 273 4
                                    

* peran Keisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* peran Keisha

Keisha meneteskan air matanya di pintu apartemen Mahen. Apa ini mimpi? Jika iya tolong bangunkan Keisha sekarang juga, Keisha benci dengan mimpi ini.

Dengan sendu, Keisha mendekati Mahen di sofa tersebut.

"Hai, Mahen." Lirihnya sembari melambaikan tangan.

"Kenapa ada dia?" Tanya Keisha membuat Mahen berdiri dari duduknya dan menggeret tangan Keisha dengan paksa.

Mahen membawa Keisha ke area taman samping. Mahen celingak celinguk memperhatikan sekitar.

"Hen, kenapa ada dia?"

"Kenapa? Nggak boleh?" Sinisnya.

"Loh, gue cuma tanya kenapa lo sama dia? Kan dia punya rumah sendiri."

"Orangtuanya di luar kota, Felisa gue bawa ke sini karena gue nggak mau Felisa di rumah sendirian. Apalagi penyakitnya kambuh gara gara lo!"

"Terus gue?"

"Malam ini lo nggak tidur di sini."

"Kenapa gitu!? Gue istri lo!"

"Ada Felisa!"

Mahen mengusap wajahnya frustasi karena telah menggunakan nada tinggi saat berbicara dengan Keisha.

"Malam ini doang, lo nginep di rumah temen lo."

"Lo, suami gue, satu atap sama wanita lain? Gue apakabar coba? Mikir dulu hen."

"Kei, plis. Bisa nggak sih malam ini aja, satu hari doang! Kasian Felisa penyakitnya kambuh! Lo nggak kasian!? Dia bisa aja mati kalo telat nolonginnya!"

"Ini lo nolong pake perasaan atau cuma simpati?"

"KEI!?"

"Gue tanya Mahen, gue kepo doang."

"Makanya, lain kali gak usah bikin masalah sama Felisa! Lo ikut rugi juga!"

"Terserah deh gue capek." Ujar Keisha meninggalkan Mahen di taman samping rumah itu.

Mahen mengikuti Keisha, ia terkejut saat melihat Keisha menaikki tangga menuju ke kamarnya. Dengan cepat Mahen menyusul Keisha dan menarik tangannya.

"Lo gila!? Lo mau kemana?"

"Ambil barang gue."

"Mau ap-"

"Sekalian mau pergi aja selamanya, gue juga nggak ada guna di sini. Bentar, gue mau beresin barang barang gue dulu."

Lagi lagi Mahen merasa frustasi, ia mengikuti Keisha memasuki kamarnya.

"Kei, bisa nggak sih jangan gini? Gue cuma mau lo baik baik sama Felisa."

"Lah iya, ini gue mau pergi. Sabar dong, bentar lagi lo bebas kok sama Felisa."

"Kei, gue mohon. Nggak gini caranya."

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang