MK. 33

8K 312 13
                                    

* Mahen dan Felisa

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

* Mahen dan Felisa

Mungkin sekarang jarang akan jarang mengatakan Mahen dan Keisha, atau malah tidak akan ada lagi.

Setelah Mahen mengatakan Keisha harus tinggal bersamanya, Mami dan Papi Keisha menyetujuinya. Karena mereka belum tau perkara yang Keisha alami, mereka pun memaksa Keisha untuk tinggal bersama Mahen lagi.

Sementara Keisha? Haha, ia sudah tinggal bersama Mahen 2 hari yang lalu. Sementara ini aman aman saja, cuman Keisha masih merasa tidak nyaman Karena ia bukan satu satunya untuk Mahen.

Mahen sempat berubah, mungkin jika bersama Keisha ia menjadi pengertian kepada Keisha, tapi jika bersama Felisa, ia menjadi dingin dan bodoamat dengan Keisha. Itulah kedua sifat Mahen yang sulit Keisha pahami.

Keisha sedikit sadar, mungkin memang inilah sifat asli Mahen. Sedangkan dulu, hanya sandiwara saja.

Keisha melihat kalender di meja kamarnya, ia mengerutkan keningnya saat melihat tanggal 25 Oktober yang di lingkari oleh Mahen. Ia mengambil kalender itu, ternyata hari itu Mahen ulangtahun. Jadi, tanggal yang Mahen berikan kepada Keisha waktu pertama menikah, itu palsu?

Kenapa Mahen menyembunyikannya? Mengapa ia tidak jujur dengan Keisha?

Ok, untuk masalah ini Keisha tidak apa apa. Tanggal 25 nanti Keisha akan membuat kejutan untuk Mahen, pasti.

"Lo mau kemana?" Tanya Keisha saat melihat Mahen yang sudah rapi dengan pakaiannya.

Mahen menoleh ke arah Keisha sembari membenarkan jaketnya.

"Main ke sirkuit, lo di rumah aja ya?"

Keisha mengerutkan keningnya, "gue boleh ikut? Boleh ya? Gue lagi pengen banget keluar."

Mahen sedikit tersinggung, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Eeee Kei,"

"Kenapa?"

"Gue sama Felisa."

"Oh."

Keisha mengepalkan tangannya, menahan rasa sakit yang mulai menjalar di tubuhnya. Mahen merasa bersalah dengan Keisha.

"Kalo gitu, gue nanti berangkat sendiri aja. Boleh kan? Gue pura pura gak kenal lo deh, gimana? Gue cuma mau nonton aja." Lanjut Keisha.

"Oh iya kalo gitu, boleh. Lo berangkat sama siapa?"

"Gue pengen berangkat sama lo gilak!"

"Gue sendiri aja, ntar juga ketemu temen." Jawab Keisha berbohong, padahal di hatinya ingin sekali berangkat dan berboncengan dengan Mahen.

"Yaudah kalo gitu, gue berangkat ya. Hati hati kalo berangkat, daaa.." pamit Mahen sembari mencium singkat kening Keisha.

Keisha melambaikan tangannya dari atas tangga, dulu sepertinya ia merasa bangga di cium oleh Mahen. Tapi sekarang kenapa rasanya seperti biasa saja?

MAHENDRAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant