MK. 30

9.8K 383 5
                                    

* kemarahan Mahen?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* kemarahan Mahen?

Mahen mengajak Keisha ke roftof tempat nongkrongnya. Keisha sedikit ketakutan karena melihat tatapan Mahen yang menakutkan. Apalagi itu di tujukan untuknya.

Siapa pun tolong Keisha. Gak gini juga woy.

Bruk!

Mahen menggeret tangan Keisha memasuki gudang yang berada di atas roftof, ia mendorong keras tubuh Keisha di tembok. Keisha meringis merasakan sakit di punggungnya.

Mahen melihat Keisha dengan tatapan tajam dan seperti ingin membunuh. Keisha menundukkan kepalanya, ia memang baper dengan Mahen, tapi jika begini Keisha tidak suka.

Bagaimana pun Keisha perempuan, ia tetap takut jika di perlakukan seperti ini.

"Udah gue bilang gue gak mau liat lo deket deket sama Ardan, lo gak denger?" Tanya Mahen mendekati Keisha.

"Keisha jawab!!" Teriak Mahen membuat Keisha menundukkan kepalanya dan ingin menutup telinganya.

"Orang dia datang sendiri."

Plak!

Daebak, ini di luar akal sehat Keisha. Demi apa pun Mahen menampar Keisha dengan keras. Kali ini Keisha berani menangis meski dalam diam.

Keisha memegangi pipi kirinya yang terasa panas itu. Baru kali ini dan seumur hidup ia di tampar oleh pria yang baru saja memasuki hidupnya.

Nafas Mahen terengah-engah, ia melihat Keisha dengan tatapan tak punya hati. Sementara Keisha masih tidak mau melihat Mahen. Mahen benar benar menakutkan.

"Kalo emang lo udah benci banget sama gue, ok fine kita cerai. Gak usah pake kekerasan!" Bantah Keisha dengan menekankan kata katanya.

Keisha berjalan tertatih meninggalkan Mahen dari gudang kecil yang berada di roftof itu. Keisha berani menangis di sepanjang jalan, baru kali ini rasanya ia menangis di sekolahan.

Banyak murid yang melihat keadaannya yang tidak layak di bilang rapi. Keisha masih memegangi pipi kirinya yang terasa panas itu.

Loli dan Sisil menghampiri Keisha yang berjalan tertatih sambil menangis itu. Sisil sudah siap ingin melabrak Mahen, sementara Loli menenangkan Keisha agar tenang dan tidak menangis.

"Lo di apain hah? Lo di apain sama Mahen?" Tanya Sisil penuh emosi.

Keisha menggeleng pelan, Sisil benar benar ingin membalas perbuatan Mahen kepada Keisha.

"Gue mau pulang.." gumamnya membuat Loli melihat ke arah Sisil dengan tatapan bingung.

"Ok ok, kita anter ya?" Bujuk Loli sembari menepuk nepuk lengan Sisil yang masih emosi itu.

"Ayo sil anter Keisha pulang, ijinnya gampang." Bisik Loli membujuk Sisil.

Keduanya membawa Keisha ke dalam mobil Sisil. Keisha mengabaikan bisikan bisikan tentangnya dan Mahen yang terdengar jelas di telinganya.

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang