MK. 52

3.9K 251 6
                                    

* back to school

Keisha menatap dirinya di cermin.

Ia memakai kebaya, makeup yang tidak terlalu menor, dan rambut yang di hias manik manik.

Nafasnya keluar dengan berat.

Hari ini dirinya akan lulus.

Tanpa Mahen?

Keisha menatap jam tangan yang ia pakai. Sebentar lagi, ia akan pergi ke sekolah untuk melaksanakan kelulusan.

Semalam, ia tak bisa tidur. Ia memandangi ponselnya berharap Mahen mengirimnya pesan. Namun hingga matahari muncul pun ponsel Keisha tak mendapat notifikasi dari Mahen.

"Keisha? Sayang? Sudah siap apa belum nak?"

"Ah iya mi, Keisha bentar lagi keluar."

"Mami tunggu di bawah sayang."

"Iya mi."

Dirinya berjalan ke arah pintu dan membukanya. Kemudian berjalan ke bawah untuk menyusul mami papinya.

Ternyata di bawah ada anak Lapendos Color dan juga orang tua mereka. Terlihat sangat harmonis dan benar benar seperti keluarga sendiri. Tak hanya anak LC, tetapi para orang tua juga bergaul dengan baik. Keisha tersenyum simpul melihat keharmonisan mereka.

Senyumnya membuat semua orang terhipnotis begitu saja.

"Busetttt, cakep bener."

"Kali ini iman gue tipis."

"Bidadari pake kebaya."

"Cantik." puji papi Keisha saat melihat putri kesayangannya keluar dari rumah.

"Ayo."

Keisha masuk ke mobil papi dan maminya. Begitu juga anak LC, iring iringan mobil mereka memenuhi jalanan. Beberapa mencuri perhatian orang. Mengira jika mereka adalah camat ataupun presiden yang datang ke daerahnya.

Keisha menatap ke belakang sejenak. Dari berbagai banyaknya lelaki, di mana Mahen? Ia benar benar berharap Mahen pulang untuk sekarang. Tapi ia tidak mendapat kabar apapun dari Mahen.

Keisha menatap jalan depan nya dengan lesu. Matanya seperti tidak Semangat. Percuma ia dandan cantik jika suaminya tidak melihatnya.

"Sayangnya papi kenapa cemberut gitu? Udah cantik loh."

"Keisha kangen Mahen pi."

Ucapan Keisha membuat papi nya diam sembari melirik mami Keisha. Mereka paham apa yang putri kesayangannya rasakan.

"Sayangg.. Gak papa ya tanpa Mahen?" bujuk Maminya.

Keisha menunduk lesu. Jujur ia sangat keberatan jika harus purna tanpa Mahen. Karena dati dulu saat Mahen pergi, ia bermimpi ingin purna bersama Mahen. Tidak sendirian.

"Iya mi."

"Kamu ngerti kan? Mahen lagi sibuk ngurusin bundanya. Kamu sabar bentar ya sayang?"

"Iya mi."

"Tuh liatin wajah kamu jadi jelek gitu gara gara manyun. Senyum dong." ejek papinya membuat Keisha menarik kedua ujung bibirnya.

"Nah gitu kan cantik."

***

Di sekolah nya sudah banyak siswa dan wali murid yang datang untuk maelihat kelulusan anaknya. Keisha masuk dengan menggandeng tangan papinya. Diikuti oleh nak Lapendos Color dan orang tua mereka jiga.

Tugasnya di sekolah ini akan selesai. Sebentar lagi ia akan meninggalkan sekolah yang sangat banyak kenangannya. Jika diingat, ia kembali kepada masa di mana ia dan Mahen bertemu. Meski sial, tapi dirinya berterimakasih kepada tuhan dengan tulus karena telah mempertemukan nya dengan Mahen.

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang