Part 4

106 14 21
                                    

Selamat membaca🖤

•••••••••

Audy baru saja menutup pintu mobilnya lumayan kencang. Mengucapkan kalimat hati-hati di jalan pada sang supir, lalu memasuki area sekolah. Seperti biasa, wajahnya selalu ceria seakan tidak ada beban dalam hidupnya. Ia bahkan sempat tersenyum pada siapapun yang berpapasan dengannya. Meskipun ia tidak mengenalnya. Audy anaknya memang terlalu ramah.

"Awh!" Audy memekik sakit saat ia terjatuh karena senggolan lumayan keras dari seseorang

"Nggak sengaja gue."

Audy mendongak, menatap seorang cowok yang menabraknya tadi yang juga menatapnya dengan wajah super menyebalkan. Audy tau jelas, Marcell ini kakak kelasnya yang memang terkenal karena hobi cari masalah pada siapapun tanpa pandang bulu. Sayang sekali, hatinya tidak sebagus tampangnya.

"Lagian lembek amat kayak tahu, disenggol gitu doang jatuh." Marcell kemudian melengos pergi tanpa ada niatan membantu Audy untuk berdiri.

"Jahat banget Ody nggak ditolongin."

Detik kemudian ada tangan besar yang terulur di hadapannya. Audy lantas mendongak kembali dan ternyata itu adalah Trian. Trian sempat mengangkat sebelah aslinya lantaran Audy tidak kunjung menerima ulurannya. Dengan sedikit ragu, Audy menerima uluran tangannya Trian untuk membantunya berdiri.

"Lutut Ody berdarah."

"Ayo ke UKS!" Tanpa basa basi Trian langsung menggandeng tangan Audy untuk menuju ruang UKS.

Setelah sampai, Trian menyuruh Audy untuk duduk di kursi sebelah brankar UKS. Audy melihat punggung tegap Trian yang tengah memunggunginya, ia baru sadar bahwa Trian dilihat dari belakang saja aura tampannya sudah terlihat. Ia terus mengamati pergerakan Trian yang tengah mengambil kotak p3k. Lalu saat Trian berbalik, ia langsung gelagapan dan berpura-pura mengecek lututnya.  Trian berjongkok di bawah Audy lalu mengobati lutut Audy dengan telaten. Dengan begitu saja Audy salting dibuatnya. Terakhir, ia menempel plester ke lutut Audy.

"Udah selesai Dy." Trian mendongak menatap Audy

"Makasih ya?"

"Sama-sama."

"Hayo pacaran!"

Trian dan Audy kompak menoleh ke arah pintu dimana ada Jauhar dan Ehsan tengah menatap mereka dengan tatapan jahil. Trian kelabakan dan langsung berdiri.

"Apasih? Nggak!"

"Ceilah. Ngaku aja kali! Ya nggak San?" Jauhar terlihat senggol senggolan dengan Ehsan

"Iya nih. Aduh ayo balik ke kelas! Perut gue nggak jadi sakit." Ehsan menarik tangan Jauhar untuk berlalu dari sana

Setelah mereka pergi, pandangan Trian kembali ke Audy. "Mau ke kelas Dy?"

"Iya." Audy lantas berdiri dari duduknya dan dibantu oleh Trian.

"Mau dianter nggak?"

"Nggak usah."

"Entar jatuh lagi."

"Nggak ya! Orang tadi Ody jatuh juga gara-gara disenggol sama Marcell."

Trian tertawa melihat ekspresi kesal dari wajah Audy. "Ya sudah deh Ody ke kelas, sekali lagi makasih ya Trian."Audy lalu meninggalkan Trian sendirian di dalam sana

"Sama-sama Audy sayang." Trian kemudian terkikik geli oleh ucapannya sendiri

*******

Usai dari UKS, Trian niatnya ingin langsung ke kelas saja. Namun, matanya tak sengaja menangkap dua orang insan sedang berdebat. Detik kemudian, salah satu dari mereka terduduk di lantai dan berlutut pada satunya.

[Not] Bad Boyfriend |END|Where stories live. Discover now